Hati yang Gerimis


            Rasa sedih yang tak bisa terbendung. Kehabisan kata-kata aku dibuatnya. Gerimis hatiku terasa. Air mataku kesekian yang tumpah di bulan Ramadhan yang akan segera pergi. Hatiku serasa dicabik tanpa ampun, ia menganga terluka ikut merasakan derita. Ada dua duka dalam waktu yang sama.
            Pertama, tamu yang agung akan segera pergi. Terasa belum maksimal aku menyambutnya. Terkesan seadanya tanpa hidangan lengkap apalagi mewah. Namun, Allah ta’ala terus mengetuk pintu hatiku dengan tamparan-tamparan halus. Ramadhan, duhai kamu tamu agung yang selalu dinanti kaum Muslimin, akankah kita bertemu lagi di tahun depan? Kuharap..
            Kedua, seolah-olah lunglai tulang belulangku. Remuk redam mengetahui fakta-fakta yang menunjukkan duka mendalam pada saudara-saudariku yang jauh disana. Disini, aku bisa menikmati buka puasa dengan leluasa memilih menu apa yang aku inginkan. Disini, seorang ayah dan ibu membanggakan buah hati mereka atas prestasi yang dihasilkan. Disini, tidur minimal di kasur busa sudah menjadi hal wajar.
source : tumblr
            Namun disana, saudara-saudariku sedang terluka. Tak pernah terpikir makanan apa yang mereka beli, bayam adalah makanan mewah, tak ada makanan, rumput dan ranting pun bisa diolah menjadi makanan istimewa. Disana, seorang ibu kehilangan suami tercinta hingga rela bermandikan peluru untuk melindungi sang buah hati. Disana, tidur nyenyak hanyalah khayalan belaka, mereka selalu was-was apabila ada peluru atau bom setiap saat, tidak pernah tidur lelap walau sedetik.
            Yaa Rabb, aku merasa lara, merasa bersalah. Disana, orang-orang yang dicinta, saudara-saudari sesama Muslimku sedang menderita. Apa kabar saudara-saudariku di Palestina, Muslim Rohingya, Uyghur, Syria, dan mereka yang berjuang mati-matian mempertahankan akidah mereka dengan nyawa sebagai taruhan utama.
            Disini, kebanyakan anak-anak kecil sibuk bermain PUBG, mobile legend. Disana mereka menahan sakit akibat perlakukan kejam zionis, atau pun pemerintah yang berkuasa. Disini kebanyakan para pemuda sibuk kasmaran, hanya memikirkan nikah muda atau mungkin cinta semu bernama pacaran. Disana para pemuda tangguh pemberani siap meregang nyawa untuk syahid di jalan-Nya, demi menjaga kehormatan tanah tercinta. Tanganku terasa lemas ketika menulis ini.
            Disini kebanyakan wanita berlomba-lomba menjadi cantik dengan make up ala selebgram yang sedang hits, disana para wanita mati-matian menjaga kehormatan dirinya. Tak jarang terjadi pelecehan-pelecehan yang dapat merusak fisik dan kejiwaan mereka. Kehilangan kekasih tercinta untuk syahid di jalan-Nya, pontang-panting menjaga keselamatan si kecil. Duhai Muslimah tangguh, semoga Allah selalu bersama kalian wahai saudariku.
            Sobat, tidak kah hati kita bergetar mengetahui keadaan saudara-saudari terkasih di belahan dunia yang lain? Apakah hatimu merasa remuk? Hancur? Bahkan air matamu bercucuran dengan deras? Aku menulis ini setelah membuka linimasa instagram akun kemanusiaan yang berkecimpung disana. Bahkan dalam salah satu video, kau tahu, adik-adik kita di negeri Syam tidak membaca lafadz Allah :”” bahkan tidak hafal surah An Nas. Juga, dalam salah foto, kudapati seorang anak bermuka cacat, telinganya tidak utuh, wajahnya terluka sebelah sehingga terlihat tidak seperti anak pada umumnya, rambutnya botak sebelah. Dik, apa yang telah terjadi padamu? Semoga kamu sabar menghadapi masa-masamu ke depan yaa..
            Aku tidak akan bercerita lebih mengenai penderitaan-penderitaan mereka. Tidak kuasa lagi jari ini mengetikkan penderitaan mereka. Apalagi jika menyangkut wanita dan anak-anak. Kau pasti juga akan merasa lemas dan marah akan apa saja yang perlakuan pada saudara-saudari Muslim kita disana.
            Sobat, marilah kita langitkan doa-doa terbaik di bulan Ramadhan ini untuk mereka. Percayalah, doa adalah kekuatan terbaik bagi kaum Muslim. Jika ada materi berlebih, salurkanlah donasi terbaikmu, banyak lembaga kemanusiaan yang inshaallah amanah seperti Aksi Cepat Tanggap, Dompet Dhuafa, Indonesia Muda, dan banyak lainnya. Atau seperti teman-teman yang mashaallah, rela menjadi relawan disana. Wahai, semoga Allah meneguhkan hati kalian para relawan berhati baik. Semangat yaa hati yang baik..
            WALLAHI, AKU TIDAK PERNAH RIDHO AKAN KEADAAN SAUDARA-SAUDARI MUSLIMKU DISANA!! YAA RABB, MAAFKAN AKU YANG MINIM PERJUANGAN SELAMA INI DALAM MENYUARAKAN MEREKA. SEMOGA TULISAN INI BISA MENJADI HUJJAH KELAK. DAN UNTUK MEREKA YANG BERUSAHA MEMADAMKAN CAHAYA ISLAM! KUASA ALLAH LEBIH BESAR, BERSIAPLAH UNTUK PENGADILAN PALING ADIL KELAK!
            Semoga Allah meneguhkan hati kaum Muslim yang berjuang mati-matian dalam mempertahankan agamanya. Dan bersyukurlah kita yang hidup aman dan damai di Indonesia. Tidak usah membuat kerusuhan baru yang menambah beban pemimpin negeri tercinta ini. Doakan saja yang terbaik untuk pemimpin kita. Semua terjadi atas kehendak-Nya. Sekian..

Ditulis dengan hati yang gerimis pada midnight
Surakarta, 23 Ramadhan 1440

8 Komentar untuk "Hati yang Gerimis"

  1. Insha Allah akan ada waktunya :) berdoa adalah cara trbaik utk skg.

    BalasHapus
  2. Dan kita berhadapan dgn standar ganda negara barat, pegiat HAM dan media internasional

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Amin...!!

    Amar ma'ruf nahi mungkar, kebenaran harus diperjuangkan..

    BalasHapus
  5. Aku jadi bawa perasaan bacanya, iya ya... di sini orang-orang sibuk menata penampilan hingga sibuk bisa makan enak, tapi gimana saudara-saudara kita di sana? Berdoa dan berdoa karena memang seperti teman-teman yang di atas, doa adalah kekuatan yang paling hebat sebenarnya, yang penting tulus.

    Terima kasih Kak.
    Semangat untuk kita semua yang sedang memperbaiki diri...
    Semoga kita nggak lelah untuk terus berdoa juga.

    BalasHapus
  6. Saya agak terbayang apa yang mba rasain pas nulis, soalnya saya yang membaca tulisan mba aja rasanya nyesek banget. Kita terlalu sibuk disini sampai lupa saudara yang disana, bahkan banyak dari kita yang untuk sekadar berdoa saja pun lupa. Semoga tulisan mba bisa menjadi pengingat kita semua untuk tidak lagi tutup mata dan tutup telinga terhadap hal tersebut. Semoga doa selalu tersampaikan kepada mereka yang disana.

    BalasHapus
  7. insyaAllah perasaan kita sama dengan apa yang dituliskan

    BalasHapus

Silahkan memberikan saran dan masukan :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel