Sudah Siap?
Hari ini tarwihku
berdurasi lebih singkat daripada kemarin. Yaa, aku tidak sedang bertarwih di masjid
yang paling besar seantero kampus yang mana para imam biasanya adalah
mahasiswa-mahasiswa UNS bergelar hafidz dengan suara merdu yang menyertai. Ketika
di masjid kampus, jarang sekali apabila sang imam hanya membaca surah-surah
pendek dari juz 30, alhasil baru selesai lah tarwih sekitar pukul 20.30-20.40
source : yumfoodz |
Hari ini ada
agenda di SLB A YKAB, aku bertugas sebagai MC dadakan plus amatiran untuk acara
buka bersama adik-adik penyandang disabilitas. Sore tadi, kulihat beberapa
pemandangan yang membuat hati trenyuh. Beberapa orang tua anak berkebutuhan
khusus datang dengan wajah berbinar dan ketabahan yang tak bisa disembunyikan. Yaa
Allah bagaimana bisa hati mereka begitu tabah untuk menerima, maksudku dengan
penerimaan yang indah tanpa kepalsuan
Kulihat ada
seorang bapak paruh baya yang menggendong anaknya (padahal sudah lumayan
besar), ada pula seorang ibu yang dengan sabar menuntun anaknya yang memiliki
hambatan mobilitas. Ah, aku yakin, kalau kamu tidak terbiasa, kamu akan sulit
menahan air mata.
Alhamdulillah acara
berjalan dengan lancar. Ketika berbuka, aku melingkar bersama sobat baikku, Ili
dan Lany. Kami membahas beberapa topik yang hangat. Salah satunya kami
berdiskusi mengenai “apakah kamu yakin bahwa tidak menikah hingga akhir hayat
adalah pilihan bijak apabila memang tidak ingin” mengingat snapgram seorang
public figure yang kami ikuti.
Well, sebenarnya
ketika kami bersama, kami lebih sering berbincang mengenai mimpi sekaligus
ambisi masing-masing dan kemudian kami akan memberi semangat satu sama lain. Seperti
kemarin sore, ketika aku mengabarkan pada mereka bahwa aku menjadi finalis
sebuah perlombaan, dan sore ini kupaksa mereka untuk menjadi support system ku
ketika hari h, haha.. nah, sore ini beda, kami membahas topik yang tidak akan
pernah selesai dibahas sebelum kami menemukan Mr. Right kami masing-masing.
Mmm, setelah
diskusi tadi sekarang aku berpikir. “Well, memang benar bahwa menikah tidak
main-main seperti itu” maksudku, banyak pertimbangan yang harus diperhatikan
detailnya sejak awal. Tidak hanya bermodalkan nekat saja dan asumsi mengikuti
sunah Rasul namun hey you must prepare many things before step in it!
Jujur saja, aku
sedih ketika mengingat realita hijrah yang sering disangkut pautkan dengan
nikah muda. Aku pernah di posisi itu, di posisi ketika rasa ingin menikah
begitu menggebu hanya karena tulisan-tulisan persuasif tanpa memandang realita.
Huee, sedih gue.
Alhamdulillah,
Allah sabarkan diri hingga melarutkanku dalam kesibukan-kesibukan yang
membuatku tidak pernah lagi mengkhayal terlalu tinggi mengenai pernikahan
impian. Rasanya, aku ingin berbisik pada mereka kawula muda yang sedang
berhijrah, mm hei hijrah bukanlah hanya soal nikah muda yaa. Kita bisa jadi
harus lebih belajar dulu mengenai aqidah, fiqh, dan shirah-shirah ulama salaf. Tanpa
landasan ilmu, jika nikah hanya modal langsung tancap gas, kukira hal tersebut
kurang bijak.
Kalau aku sendiri,
ketika melihat life-plan yang telah kubuat, rasanya ingin tertawa, menanti, dan
tidak sabar. Yaa, aku sudah menargetkan untuk menikah di umur sekian dengan
kriteria yang seperti itu. Namun, semua masih misteri dan tugasku sekarang
bukanlah larut dalam kesedihan atau merasa ngenes di pojokan kamar karena si
dia belum datang, namun masih banyak kegiatan bermanfaat yang dapat dilakukan. Yaa,
poinnya menyibukkan diri!
I made it! Dan
aku semakin percaya kutipan-kutipan bang Tere dalam novelnya yang berjudul “Rindu”
mm, yaa pokoknya sudah aku buktikan. Ohya, dan bicara mengenai nikah lagi, hal
ini bersifat visioner sekali seharusnya. Karena kamu tidak hanya menikah selama
satu hari dua hari tapi dengan harapan sehidup sesurga bukan?
Nah makanya, make
your own dreams now! Ingin seperti apa besok. Yaa, tidak salah kok kalau
mulai merencanakan sekarang. Tapi jika untuk seumuranku, yaa mm disimpan dulu
saja lah hehe..
Dan yeaa, tadi aku
tarwih di sebuah mushola dekat dengan SLB A YKAB, aku tidak terlalu
memperhatikan nama mushola itu namun perhatianku lebih ke ucapan sahabatku,
Lany yang ketika itu berada di sampingku. “Hmm, biasanya sih yang diem-diem itu
duluan lhoh” aku masih mencerna kalimatnya. “Iyaa, dulu mbak mentorku kan
pendiem, eh dia tau-tau nikah donk”
Hmm OK, kita lihat
aja besok.
Ohya teman-teman,
aku mungkin tidak bisa menulis secara konsisten setiap hari di blog. Mungkin akan
lebih fokus ke update story dan postingan di instagram kali yaa.. Hmm, let’s be
friend! Add my ig : @zalfaaza
Pasti suka dengan nasyid teman sejati nih
BalasHapuswaduu, malah baru denger
Hapusah masa sih... pny Raihan itu lo
Hapuspengalaman yang baru , tapi nggak grogi kan?
BalasHapusndak ada donk
HapusMenikah memang butuh banyak persiapan, kalau sudah siap, Bismillah ya hahaha. Hijrah diidentikan dengan menika muda ... hmmm ... itu saya nggak setuju LOL! Menikah itu karena memang sudah siap karena ada empat (atau lima) syarat orang di'suruh' menikah dalam Islam, dan pasti dirimu tahu hihihi :D saya lupa karena sudah lama tamat SMA (waktu pelajaran Agama dulu itu).
BalasHapusyep, yang paling penting ilmu dulu kan mba sebelum beramal :)
HapusMenikah itu membutuhkan segalanya. Mental, fisik dan semuanya, menikahlah jika sudah siap karena kehidupan setelah menikah akan berbeda 180 derajat hahaha
BalasHapusyooi siaap
HapusBtw ig nya udh aku follow yah
BalasHapus