Sepotong Tulisan untuk Manusia Kesayangan

dokumen pribadi

Teruntuk manusia kesayangan, yang hari ini berhasil menjadi wisudawan terbaik. Selamat ya! Aku turut bangga mendengar kabar baik itu. Tapi, hey, bisa-bisanya kamu menyembunyikan kabar baik ini ketika berkunjung ke rumahku. Kenapa tidak cerita padaku kalau menjadi wisudawan terbaik?

Teruntuk manusia kesayangan, terima kasih sudah berkunjung ke Solo, kota penuh kenangan. Jauh-jauh datang hanya untuk menemuiku seorang. Hati mana yang tidak membuncah kegirangan? Kamu datang di saat aku sangat butuh teman bicara.

Teruntuk manusia kesayangan, lucunya dirimu. Kala sampai Solo bukannya langsung memberiku kabar agar lekas kujemput namun kau memilih untuk berteduh di suatu tempat di sudut Kota Solo. Katanya, kau tidak enak hati mengganggu kesibukanku. Padahal, aku tidak sibuk-sibuk amat kok :p. Hanya beberapa saat berkutat dengan menulis ataupun mengedit berita. Besok lagi, aku akan menjemputmu langsung di stasiun kereta atau kalau kau datang dari tempat asalmu, aku akan menyambutmu di pintu kedatangan bandara. Sungguh, aku ingin kamu datang lagi!

Teruntuk manusia kesayangan, datangmu bagaikan cerita apik yang patut kukenang. Bahkan, kuceritakan pada anak-anak masa depan. Beruntungnya diriku mengenal dirimu! Dari pagi hingga petang, kau selalu bersamaku kala menetap. Bahkan, sampai ikut ke tempat magang, haha. Momen yang akan kamu rindukan bukan?

Teruntuk manusia kesayangan, maaf yaa, dua hari kita berkeliling Solo, selama itu pula hujan deras selalu mengguyur sore harinya. Kamu rela menerabas hujan dan bilang bahwa semua baik-baik saja. Ah, harusnya aku mendengar perkataan ibuku untuk belajar menyetir dengan becus agar besok-besok kamu tidak perlu lagi menerabas hujan kala berkeliling Solo. Namun, mi kuah dan teh buatanku di malam hari mampu menghangatkan suasana bukan? Kau pasti akan merindukannya, aku jamin itu.

Teruntuk manusia kesayangan, terima kasih sudah mau bersabar atas tabiat burukku. Kamu sudah tahu baik burukku dan kau menerima semua itu. Terharunya diriku, kamu mampu melihat hal terbaik yang ada pada diriku, tidak semua orang bisa melihat itu namun kamu melakukannya. Kamu mampu menghargai hal-hal kecil yang aku lakukan dan itu lebih dari cukup.

Teruntuk manusia kesayangan, terima kasih lagi karena kamu sudah menjadi pendengar yang baik. Memastikan diriku baik-baik saja kala kau datang. Siang dan malam itu, aku bercerita kisah-kisah menyedihkan yang tidak pernah aku umbar sebelumnya. Kamu mendengarkan dengan penuh simpati. Tak apa, semua sudah berlalu, mari kita buka lembar baru penuh dengan cerita berwarna!

Teruntuk manusia kesayangan, terima kasih lagi ya karena kamu sudah bercerita panjang lebar mengenai mimpi-mimpimu. Aku selalu senang kala orang yang kusayang menceritakan mimpi mereka. Pun kamu! Terlihat begitu bersemangat. Semoga Allah mudahkan semua. Oya, impianmu pascakampus, insyaallah akan kuikuti. Doakan aku yaa supaya pantas!

Teruntuk manusia kesayangan, hari demi hari telah berlalu. Solo dan Boyolali menjadi saksi kenangan-kenangan indah yang tercipta. Kamu pun harus pulang karena hari ini kamu wisuda! Dan bolehkah aku jujur? Kala melepas kepergianmu, setelah memelukmu dengan hangat, ada perasaan haru dan sedih menyelinap di hati. Aku terharu karena Allah hadirkan orang sebaik dan setulus dirimu dalam kehidupanku. Padahal, kita hanya pernah bertemu satu kali saat sama-sama menjadi finalis di suatu lomba tapi hingga kini hubungan kita masih terjaga. Aku sedih karena kawan baikku akan meninggalkanku dengan kenangan-kenangan yang tersisa.

Teruntuk manusia kesayangan, hari itu setelah melepas kepergianmu. Aku tak kuasa menahan air mataku. Haha, melankolis sekali yaa? Tapi, aku memang sesedih itu, seperti pergi melepas orang terdekatku ke tanah rantau.

Teruntuk manusia kesayangan, kamu sudah tidak perlu khawatir akan diriku. Bukankah kamu sudah menitipkanku pada Tuhan? Kamu memilih pilihan yang tepat! Bersama Tuhan, aku akan tegar melewati apapun yang memang sudah digariskan. Tolong, tidak usah menangis yaa kalau membaca unggahan tulisanku ini :’)

Tersenyumlah!

Hari ini adalah hari bahagiamu! Hari kelulusanmu! Menjadi wisudawan terbaik! Aaahh, betapa bangga dan senangnya aku! Orang tuamu pasti juga akan tersenyum lebar dan menghujanimu dengan doa kebaikan. Pun kakak laki-laki dan adik laki-lakimu! Seperti dirimu yang menitipkanku pada Tuhan, kuharap Tuhan selalu melindungi setiap langkahmu, memberkahi pilihan hidupmu pascakampus, dan menyegerakanmu dalam hal baik itu. Maaf, aku kembali terharu ketika menulis ini. Tapi sungguh, aku bahagia luar biasa mendengar kabar baik hari ini.

Pesanmu untuk menjaga empat hal yang ada pada diriku akan kuingat. Sungguh! Aku belajar banyak mengenai ketulusan darimu. Tetaplah bersinar dan menjadi yang menentramkan bagi sekelilingmu, yaa!

 

Ditulis dengan perasaan bahagia, haru, rindu, dan campur aduk lainnya yang menjadi satu.

Spesial untuk sahabatku tersayang yang hari ini berhasil menamatkan jenjang sarjananya dengan baik,

Semoga Allah memberkahimu selalu, Mba Elena Feby Amellia.

Seperti kata Rasul, “Jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah dia memberitahu saudaranya itu bahwa dia mencintainya”

Maka, uhibbuki fillah, Mba Els! Tolong ya, besok di after life kalau nggak menemukan aku di surga, tanyakan aku pada Allah yaa :’)

 

2 Komentar untuk "Sepotong Tulisan untuk Manusia Kesayangan"

  1. Mantep ini pembukaannya es krim, jadi semakin menyegarkan pikiran. Tulisannya keren, Mbak.

    BalasHapus
  2. Tulisan kak Zalfa selalu memberikan insigt baru yang menyegarkan 🤭

    BalasHapus

Silahkan memberikan saran dan masukan :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel