Horror Story : Manusia Tanpa Kepala di Sekolah
Malam begitu
mencekam. Angin yang berhembus membuat bulu kudukku tambah berdiri. Kini
tubuhku menegang setiap sentinya. Kurasakan sesuatu yang janggal di dekatku.
Ini semua terjadi karena aku terlalu bodoh. Hari ini merupakan pelantikan PMR
di sekolah. Sialnya para seniorku mengadakan acara jurit malam. Aku benci akan
hal ini! Sungguh, aku lebih memilih untuk makan mi 1000 porsi daripada harus
mengikuti kegiatan terkutuk seperti ini. Kini, aku sendirian dan gemetaran.
Tengah malam sialan! Aku terpisah
dari kelompokku. Kini aku berada di kamar mandi dan terkunci entah mengapa. Amarahku
kuluapkan dengan menggedor-gedor pintu seheboh mungkin. Namun, aku tetap saja
tidak bisa keluar. Aku sangat lemas. Dulu, guru fisikaku pernah menceritakan
sebuah kisah yang membuatku merinding di kamar mandi lorong ini. Kenapa juga
aku harus memenuhi panggilan alam.
Dahulu kala saat tahun
1990 ada sebuah acara bulanan yaitu pasar malam. Biasanya diadakan satu bulan
sekali. Orang-orang desa sangat gemar pergi ke acara ini. Banyak hiburan murah
dan tentu saja banyak anak mereka yang menginginkan arum manis yang lezat.
Tempat di lapangan pun tak cukup untuk menampung semua permainan murah yang
ada. Hingga suatu hari terjadilah adu mulut antara pedagang dengan pedagang
yang lain malam itu. Kejadiannya tengah malam sebelum pasar malam dimulai
keesokan harinya. Tidak banyak orang yang mengetahui.
Saat itu seorang pedagang
arum manis mendirikan tenda pada satu-satunya tempat yang tersisa malam itu.
Tempatnya pojok kanan dekat dengan sekolahanku. Namun, ada salah satu pedagang
yang dengan seenaknya saja mengusir pedagang itu. Ia juga tidak mendapatkan
tempat dan berniat mengusir pedagang arum manis.
Tak terima diperlakukan
seperti itu, si pedagang arum manis marah kepada pedagang yang mengusirnya. Adu
mulut tak bisa terhindarkan. Hingga saat suasanan memanas, pedagang arogan yang
mengusir pedagan arum manis mengeluarkan pisau dari balik celananya.
Deg,deg,deg. Pedagang arum manis ketakutan bukan main. Ia malah membeku di tempat
hingga akhirnya ia tertusuk-tusuk oleh pisau pedagang arogan itu.
Sungguh tak berperikemanusiaan,
bahkan sang pedagang yang tak diketahui identitasnya itu menghabisi nyawa
pedagang arum manis dengan sadis hanya karena perebutan tempat untuk berdagang.
Ia yang telah berhasil menjadi pembunuh tiba-tiba gemetaran sendiri melihat
korban tak bernyawa dan berlumur darah di hadapannya. Saking stresnya ia malah
memenggal kepala korban.
Sang pedagang sadis itu
mempunyai akal yang benar-benar tidak sehat. Ia pun membuang mayat dengan
kepala terpisah itu di kamar mandi yang berada di sekolahan. Kamar mandi ini
terletak di dekat perpustakaan. Kau harus melewati lorong yang menakutkan untuk
bisa sampai ke sini.
Sejak peristiwa pembunuhan
itu terjadi, pengunjung pasar malam menjadi berkurang. Sangat-sangat berkurang.
Keesokan harinya Polisi mengidentifikasi mayat dengan kepala terpisah yang
berada di sekolahanku. Beruntungnya sang pedagang kejam, Polis tak mampu
mengungkap siapakah pembunuh kejam ini.
Orang-orang di sekitar
sekolah banyak yang bercerita jika suatu malam ia berjalan sendirian ia melihat
orang tak berkepala. Tunggu, kepalanya ia bawa di tangan kanannya. Bahkan
lumuran darah membuatnya tampak menakutkan. Kata orang-orang sekitar hantu itu
biasanya berkeliaran di sekitar kamar mandi ini.
Begitulah ceritanya, saat
ini entah kenapa tubuhku menjadi kaku tak bisa digerakkan. Bahkan lututku lemas
tak berdaya. Kurasakan keringat dingin mengucur deras dari seluruh badanku.
Bulu kudukku berdiri tanpa kuperintah. Tiba-tiba saja kudengar derap langkah
kaki. Aku hampir pingsan.
Kututup mata erat-erat dan
seseorang membuka pintu kamar mandi.
“Dir, ngapain lo di sini!”
Ah syukurlah ternyata ia
adalah seniorku. Aku lega setengah mati. Tapi, keadaanku masih lemas. Aku pun
berdiri mengikuti langkahnya namun sepertinya di belakang kami ada yang
mengikuti. Aku pun menoleh ke belakang untuk memastikan. Deg. Deg. Deg.
Sepertinya jantungku berhenti berdegup.
Dengan mata kepala sendiri
kulihat hantu itu. Benar kata orang, kepalanya ia bawa di sebelah tangan
kanannya. Bajunya berwarna hitam legam berlumuran darah. Matanya melotot kejam.
Aku pun menjerit karena terkejut. Aku langsung lari dari tempat dan kudengar
seniorku juga berteriak kemudian ia menyusulku. Kejadian ini benar-benar tak
terlupakan. Aku kasian pada hantu itu. Meski ia menakutkan ia benar-benar butuh
keadilan. Masih menjadi misteri siapa pelaku pembunuhan sadis itu sehingga ia
masih berkeliaran meski pun kejadian pembunuhan ini sudah lama. Berhati-hatilah
kalian semua bisa saja kamar mandi yang kau gunakan ada makhluk tak terlihat.
Bahkan ia membutuhkan bantuanmu untuk memecahkan masalahnya.
wah, boleh juga horror nya.
BalasHapustapi kok kayak ada yang kurang ya...
Yang kurang apa? Sarannya dong :))
BalasHapusudh cukup serem aklo untukku mba -__-.. jd rada nyesel bacanya... hihh..man besok suamiku keluar kota seminggu... aghhh... penakut, tp ttp mau baca horor, begii nih
BalasHapusHii seremm,,, tpa bikin penasaran...
BalasHapus