Kado Spesial Untuk Kawan Hijrah
Senin, 29 Mei 2017
Edit
Salaman sama lawan
jenis gamau. Ga pernah ngucap dan ngerayain ulang tahun. Pakai jilbab udah
kayak emak-emak yang mau pengajian. Kemana-mana pakai kaos kaki, kayak mau
sekolah aja! Eh, kok celananya cingkrang dan pakai jenggot segala. LO IKUT
ALIRAN APA SIH??!
Jleeub. Pernah
nggak denger perkataan-perkataan yang mengguncang seperti di atas? Well, I’m
pretty sure, bagi kalian yang baru berhijrah pasti pernah dapet kalimat
pernyataan kayak gitu. Gimana rasanya? Nyesek, galau, minder, dan bahkan
mungkin ingin menyerah? Ah, jangan deh. Rugi kalau kita denger perkataan
manusia.
Bagi temen-temen
yang sedang berhijrah, lo adalah orang terpilih. Allah ngasih hidayah untuk
berubah ke arah yang lebih baik, jangan sampai nikmatnya hidayah ditukar dengan
hal-hal murahan karena kita selalu butuh hidayah itu sampai ajal menjemput. Lo
adalah orang yang hebat, maka bertahanlah dari bisikan-bisikan jahil itu.
Jangan sampai kita lebih mementingkan penilaian manusia daripada ridho Allah.
Rugi dah, kalau kita lebih mentingin apa yang diomongin manusia.
Imam Ibnu Qoyyim
rahimahullah mengungkapkan kenyataan tersebut dalam perkataan beliau :
“Sesungguhnya hidayah itu tidak ada ujungnya, kendati seorang hamba telah
sampai kepada kedudukan yang tinggi, maka di atas hidayahnya masih ada hidayah
yang lain, dan di atas hidayah itu masih ada hidayah lain yang tidak ada
batasnya.” (Lihat Al Fawaid halaman 189)
Nah sedikit gue
jabarin ya. Islam itu nggak ada aliran-alirannya. Islam itu ya cuma satu yaitu
yang berpedoman pada Al Qur’an dan As Sunnah. Nggak ada Islam A Islam B Islam
C. Well, sebagai pemuda Muslim kita perlu paham mengapa si fulan tidak
ingin berjabat tangan dengan lawan jenis non mahram, tak pernah merayakan
ultah. Dan bagi mereka yang berhijab syar’i, celana tidak isbal (melebihi mata
kaki) dan berjenggot jangan kita anggap sebagai orang yang kaku dan primitif.
Kalau kita masih menganggap hal tersebut sebagai hal primitif, bisa jadi kita
yang lebih primitif terhadap ajaran Islam. Mengapa mereka seperti itu?
Sobat muda, ibu-ibu,
bapak-bapak, dan semua kalangan di sini, ada sebuah hadist yang berbunyi “Seorang
ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi adalah lebih baik ketimbang menyentuh wanita
yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani, no. 16880, 16881). Sudah jelas kan?
Bahkan ‘Aisyah radhiyallahu anha berkata bahwa tangan Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita non mahram sama
sekali, membaiat para wanita pun dengan perkataan. Mereka yang sudah paham akan
hal ini, makanya tidak mau berjabat tangan. Tolong ya jangan cela mereka, ini
adalah ajaran Islam, aneh juga kalau orang Islam tapi sama ajarannya sendiri
gamau nerima dan merasa asing.
Terus ada juga kan
yang gapernah ngucapin ultah ke sobat deketnya atau pun merayakannya. Hal ini
termasuk tasyabbuh (menyerupai) budaya non muslim. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka dia
termasuk bagian dari mereka.”
Lalu, pasti kita
pernah lihat perempuan yang masih muda namun menutup rapat auratnya, pakaiannya
pun longgar. Dan kelihatan nggak gaul. Eh wait. Perintah berhijab
terdapat dalam QS Al Ahzab 59 kalau kerudung harus menutup dada. Dan well,
dalam sebuah hadist disebutkan kalau yang boleh terlihat bagi perempuan
hanyalah wajah dan telapak tangan. So, in my mind kalau lihat perempuan
muda macem gitu, memandangnya teduh dan lebih terjaga tentunya.
Dan pernah lihat
cowok bercelana cingkrang dengan jenggot stylenya? Paradigma masyarakat
akan hal ini biasanya disangkut pautkan dengan jaringan radikal dan teroris.
Ck! Prihatin gue. Inilah arahan manusia paling mulia di bumi ini seputar isbal
“Sesungguhnya batas sarung (termasuk celana atau jubah) seorang Muslim adalah setengah
betis dan tidak mengapa jika posisinya berada diantara setengah betis dan mata
kaki. Apabila di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka.”(HR Abu Daud.
Shahih). See? Terus kenapa juga berjenggot. Kata Rasul “Pendekkanlah
kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot dan selisihilah majusi.” (HR Muslim
no 626). Jadi, laki-laki yang bercelana cingkrang dan berjenggot jangan
dianggap aneh lagi yak. Mereka udah mengenal ajaran agama perihal itu.
Bagi
sahabat-sahabat hijrah seperjuangan. Jangan risaukan apa komentar orang,
fokuslah terhadap apa yang mendatangkan ridho-Nya. Gue tahu ini mungkin terasa
berat. But remember it, seperti yang ditulis Panji Ramdhana dalam bukunya kalau surga itu nggak murah. Harus ada perjuangan biar
bisa kesana. Setelah hijrah akan ada istiqomah. Inilah hal paling sulit yaitu
menjaga istiqomah. Namun, sekali lagi. Surga itu tidak murah Sobat.
Dan tolong jangan cela mereka yang sedang
berhijrah. Hargai proses mereka.
#selfreminder
#notetomyself
#roadtojannah