Untuk Apa Kau Cemburu
Can I open my
mind and reset it to be good enough? Then, do everything that never against with
Al Qur’an and As Sunnah. Hehe, bisa gak ya. Oke, gue kembali lagi
alhamdulillah. Pada edisi deketin Allah yuk hari ini gue bakal share tulisan
yang terinspirasi dari instagram. Semoga yang menginspirasi gue dapet limpahan
rahmat dari Allah juga yang ngeshare dan mau baca artikel ini, aamiin. Let’s
start it..
Pernahkah kalian
merasa cemburu? But what’s the things that make you to be jealous? Apakah
karena lihat orang yang lebih cantik atau ganteng? Mungkin juga ada yang lebih
kaya? Atau karena HPnya udah iPhone 7 sementara lo masih pake iPhone 6. Mungkin
juga karena dia lebih pinter di kelas? Or everything that seems perfect in
your sight.. NO. Don’t you be jealous because of that.
Untuk ukhti dan
akhi fillah..
Pertama untuk akhwat
fillah yang gue cintai..
Ukhti, apakah kau
pernah merasa cemburu? Kenapa kau cemburu? Apakah karena hal-hal yang telah
kutulis di atas. Percuma jika seperti itu. Pernahkah kau cemburu melihat
seorang Muslimah yang begitu hanif hatinya? Baik, akan kuceritakan padamu sosok
Muslimah yang begitu menginspirasi. Dia selalu mengenakan pakaian syar’i ke
mana pun ia pergi. Tak pernah peduli trend fashion masa kini. Yang ia pikirkan,
bagaimana bisa berpakaian seperti yang diajarkan agama. Bahkan, tak jarang ia
dikatakan sebagai ninja atau pun seorang yang aneh karena identitas islamnya.
Ia juga dapat menjaga betul pandangannya. Lihat baik-baik sorot
mata yang teduh dan menyenangkan miliknya. Menjauhi untuk melihat hal-hal yang
haram. Selalu digunakan untuk membaca Al Qur’an dan mengkaji kitab-kitab
kontemporer yang bermanfaat. Dalam matanya pun terpancar ilmu Islam yang
menyejukkan.
Lisannya pun
selalu digunakan untuk berdzikir pada Allah. Menghindari untuk berkata-kata
yang tidak bermanfaat. Karena ia ingat sebuah hadist “Berkatalah baik atau diam”
(Muttafaq ‘Alaih). Ia diam karena takut menjadi fitnah. Suaranya pun tak pernah
dilembutkan untuk menarik ajnabi. Ia seorang Muslimah yang tegas dan hebat.
Lantas, aku pun
juga kagum akan Muslimah itu. Ia tak mudah terkena bujuk rayu cinta sesaat. Ketika
ada laki-laki yang melesatkan panah racun pada hatinya, ia mampu membentenginya
dengan penjagaan terbaik. Ia tak pernah ingin bermain-main dengan cinta. Hatinya
terlalu hanif untuk tergoda cinta semu yang menyesatkan.
Tunggu, dia pun
juga memberikan cinta. Dan mashaallah, cintanya ia berikan pada Allah, Rabb
Semesta Alam. Cinta yang sebenarnya dan bukan cinta murahan. Saat sang kekasih
halal belum dipertemukan, dia berikan seluruh hatinya pada Allah. Tak lupa,
tetesan air matanya jatuh mengingat betapa Allah juga sangat mencintainya. Bahkan,
kata Ibn Qayyim Al Jauzziyah “Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur
urusan hidupmu, pasti kamu akan meleleh karena cinta kepada-Nya”
Dan juga untukmu
akhi..
Pernahkah terbesit
dalam hatimu rasa cemburu itu? Ya, setelah penjelasan di atas harusnya kau pun
juga cemburu untuk hal-hal yang bermanfaat. Tak bergetarkah hatimu ketika ada
saudara Muslim yang sudah mengenakan celana di atas mata kaki dan berusaha
memelihara jenggot? Perjuangan mereka kukira tidak mudah karena penampilan
tersebut akan terlihat mencolok di masyarakat.
Namun, karena
azzam yang kuat untuk menjalankan perintah agama, hati mereka begitu tegar dan
siap dengan segala konsekuensi yang akan diterima. Akan kuceritakan padamu juga
sosok saudara Muslim yang menginspirasi..
Dia selalu menjaga
sholatnya di masjid. Baginya sholat berjamaah adalah hal yang harus ia
kerjakan. Dengan langkah mantap, ia langkahkan kakinya menuju masjid. Meski pun
saat Subuh udara dingin mencekam namun karena rasa cintanya pada Allah ia
taklukan dinginnya Subuh. Di saat pemuda lain masih tidur pulas, ia sudah bisa
memiliki dunia dan isinya karena mengerjakan dua rakaat sebelum Subuh jua.
Bahkan tahukah
kau? Pemuda itu selalu menangis. Bukan, dia tidaklah cengeng. Orangnya tegas
namun berhati lembut. Namun, saat ia teringat akan dosa-dosanya ia menangis,
merintih pada Allah meminta pengampunan.
Pun saat cinta
datang menyapa. Ia tak seperti pemuda lain. Hatinya hanif dan ia memilih untuk
menjauh, hal tersebut lebih menjaga hati. Saat bertemu pada akhwat yang
disukai, ia memilih diam dan tak menunjukkan rasa suka itu. Aku tahu, hal
tersebut bukan karena sombong atau cuek namun itulah pilihan terbaik. Baru,
saat sepertiga malam ia asyik mengadu dan merayu Sang Pemilik Hati agar
dipersatukan dengan sebuah nama. Baru di saat yang tepat, dengan gagah berani
ia datang ke wali sang akhwat.
Namun, lagi-lagi
rasa jatuh cinta itu tak seberapa. Cintanya sudah terlalu besar untuk Allah. Hatinya
tak sudi untuk terlalu jauh berharap pada makhluk-Nya. Ia gantungkan seluruh
rasa pada-Nya. Kepercayaannya pada Allah benar-benar hebat.
Dan menariknya, ia
pun peduli pada umat. Berdakwah pada sesama, amar ma’ruf nahi munkar. Ilmu
agamanya luas dan ia ingin berbagi pada sesama. Mengajak yang salah menuju
jalan kebenaran karena ia sadar akan tanggungjawabnya yang besar sebagai pendakwah
di jalan Allah. Keadaan umat pun juga ia pikirkan. Dengarkanlah saat ia
berceramah, kau akan mendengar suara yang mantap, penuh dengan kejujuran, dan
juga terdengar menyenangkan.
Akhi, ukhti..
Bagaimana? Sekarang
apakah kau masih cemburu pada hal-hal duniawi saja? Ubahlah alasan kita untuk
cemburu. Sekali lagi, apakah kita tidak cemburu melihat mereka pada saat
heningnya sepertiga malam, mereka menggelar sajadah dan riuh memohon ampunan
dan juga rahmat-Nya. Yang selalu mewakafkan diri di jalan Allah, yang memiliki tekad
untuk HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID.
Juga, mereka yang bisa istiqomah di jalan-Nya. Tak terombang-ambing dalam dunia fana. Selalu mengingat akhirat. Mereka benar-benar ingin mendapat balasa dari Allah. Sungguh, hanif benar hatinya. Sungguh, aku pun ingin seperti mereka yang mendapat kenikmatan hidayah seindah itu. Hatiku masih gampang berbolak-balik, masih menjadi pemudi yang merangkak untuk berproses, doakanlah aku, semoga aku dan kamu yang membaca ini juga bisa menjadi sosok di atas.
Yepps.. di atas
adalah tulisan pengingat buat gue sendiri. Gue yang katanya pengen jadi
generasi sami’na wa atho’na tapi masih lelet juga dalam berproses. Ini nggak
mudah maka butuh perjuangan. Lo mau tahu siapa sosok yang gue ceritain di atas?
Kasih tahu gak ya? Krik krik krik
Ya udah gue kasih
tau.. Jadi, sosok pemuda Muslim dan Muslimah di atas gue sendiri juga gatau
namanya dan dimana orangnya. Jadi, gue cuma ngamati aja sih sosok-sosok yang
menginspirasi dan juga berjiwa hanif. Nah, gue bikin deh rangkuman tulisan ini.
Tapi, gue yakin masih ada sosok-sosok seperti yang gue tulis di atas. Para
mujahid mujahidah yang selalu berjuang di jalan-Nya, pasti ada. Semoga rahmat
selalu tercurah untuk mereka.
Dan jika lo masih cemburu karena hal-hal duniawi juga, cobalah
untuk menengok ke bawah. Lo akan mendapati masih banyak orang yang ada di bawah
lo, tapi hal ini jangan juga dijadikan alasan untuk meremehkan seseorang. Bahkan,
jujur ya guys saat kita bener-bener udah percayain hidup ke Allah, semua urusan
bakal beres, mulus dah. Gue ya, di kelas ga pinter biasa aja tapi I think
Allah makes my journey so smooth and so many surprises. Banyak kejutan
nggak terduga yang gue dapet dari-Nya di masa putih abu-abu. Ini semua karena
keyakinan. Kuncinya adalah qana’ah dan al ways be grateful, OKK!
Dan terakhir, gue minta tolong ya, supaya gue tetep bisa menulis,
tolong sahabat, jangan pernah lupakan aku dalam doamu. Syukron, jaazakumullah wa
jaazakunnallah khoir..
keren!!! always be grateful
BalasHapus2 kali baca ini dan masih tetep keren. terima kasih telah memberikan bacaan yang bagus menjelang isya ini....
BalasHapusJangan letih untuk menulis ya zalfa... Karena nggak banyak yang bisa menulis dengan gaya seperti kamu...
BalasHapuslanjutkan tulisan-tulisanmu Zalfaa😊 selalu menarik tiap episod nya
BalasHapusMba,,salfaa, kalo saya orangnya cemburuan banget kenapa ya mba, kala waktu itu pasasih duduk di bangku sekolah, kalo melihat sidia sama orang lain hati ini rasanya resah campur kesel,, padahal si dia bukan apa apa saya mba, cuman saya menaruh hati sama si dia,,,
BalasHapusYah jadi curhat nih..sama mba salffa ...
Aku udah berapa kali baca ini ya, dan semalam terakhir lupa ternyata belum ninggalin jejak..he
BalasHapusKalau masalah cemburu misal pengen punya barang kayak orang lain gitu sih pernah. Tapi, aku suka intropeksi diri terlebih dahulu, kira-kira aku butuh banget gak itu barang, misal katakan smartphone.
Terkadang kita itu suka membeli barang atas dasar keinginan semata, buka kebutuhan. Apapun kondisi saat ini, tetap disyukuri :)
Semoga terus bisa konsisten nulis ya, Teh, dimana pun berada. Semoga terus bisa berbagi dan menginspirasi lewat tulisan disini ya..
Keren, Mbak. Aku cuma bisa komen gini. Speechless. :'D
BalasHapusSemoga kecemburuan saya karena iri melihat orang-orang yang dekat dengan Allah, penghafal Al Qur'an dan bentuk keimanan lainnya. Supaya saya bisa berusaha melakukan hal yang sama dengan mereka. Saling berebut perhatian Allah, bukan perhatian manusia :)
BalasHapusTermasuk cemburu kepada Zalfaa, hehe..