Pertanyaan Super Absurd Dari Anak Polos
“Mbak, mau
nggak nikah sama mas-mas siomay yang jual di depan masjid tadi?”
Gubraak..
Pertanyaan macam apa itu.. adik manis berkerudung merah muda tersenyum polos
sambil memandangi gue dengan penuh harap. Gue antara bengong sama speechless
dan cuma bisa natap balik dengan tatapan “Dik, kamu nggak lagi salah minum es
kan?”
Sore tadi, gue
baru aja dapet pencerahan dari mbak Ni’mah di masjid Al Hidayah bab memilih
teman masa depan, eaak.. nah tiba-tiba ketika gue keluar dari gerbang masjid
ada dua anak kecil perempuan yang menghampiri gue, mereka baru aja selesai TPA.
Kalau gasalah namanya Zara atau Billa ya.. karena mereka kembar dan gue gabisa
bedain yaudah anggap aja yang namanya Billa ya. Nah, Billa ini dateng sama
temennya dengan napas terengah-engah.
“Mba Zalfaa
tunggu.” Dia berlari-lari kayak adegan pas Cinta ngejar Rangga di AADC2.
“Ada apa Dik?” gue
menghentikan langkah kaki yang hendak pulang.
Lalu terlontarlah
pertanyaan yang bagaikan petir di siang bolong itu. Eh nggak ding, di sore
bolong karena emang sore udah mau Maghrib.
Dengan agak kaget
gue jawab. “Maksudnya gimana sih Dik. Ya Allah, aku kan belum mau nikah.”
Muka Billa
langsung merajuk persis kayak adik gue pas minta balon atau roti awan “Yaah,
kan masnya yang jual siomay tadi masih muda. Mbak juga masih muda. Kan kalau
nikah, aku nanti bisa makan siomay banyak pas TPA.”
Krik..krik..krik..
Apa hubungannya
coba.. antara siomay dan gue..
Gue langsung
mengelak. “Nggakmau Dik. Dia kan udah tua. Aku aja SMA belum lulus.”
“Enggak Mba Zalfaa.
Tadi itu masih muda, itu bukan tua tapi cuma berjenggot.” Jawab Billa membela
argumennya.
Emang sih tadi gue
papasan sama tukang siomay yang kayaknya masih muda. Tapi, emang gue kalau sama
cowok ga terlalu berani menatap matanya, maka gue menundukkan pandangan aja pas
itu. Jadinya burem deh dan gue gatau wajah abang siomay yang meluluhkan hati
dik Billa sehingga bisa-bisanya melontarkan pertanyaan itu.
“Hmm gitu ya..
tapi nggak deh Dik.. inshaallah, aku mau lanjut kuliah dulu.”
“Emang mbak Zalfaa
sekarang kelas berapa?”
“3 SMA”
“Yaah.. mbok
ya nikah aja. Kan sama-sama masih muda.”
Dalam hati gue
agak tertawa. Bisa-bisanya ckk.. lagipula, nikah ga segampang dan seinstan
itu.. namun, percakapan belum sampai disini bro sist..
“Yaudah Dik tunggu
aja empat atau lima tahun lagi. Jodoh gak kemana.” Kata gue sambil tersenyum
penuh arti.
“Apa mau sama
masku aja mbak? Orangnya baik lho.”
“Hmm, tapi aku
pengennya yang orang sholih dan hafal Ar Rahman.” Kata gue agak mengintimidasi.
Dik Billa malah
semakin semangat promosi tentang kakaknya, entah ini ngawur apa beneran. “Masku
itu rajin lho Mbak. Dia sholeh juga hafal Ar Rahman. Sama Mas aku aja ya..”
“Haha udahlah
Dik.”
Well, hari
ini banyak hikmah yang gue dapat. Dari pagi gue udah baca kutipan yang ngejleeub
banget dari Panji Ramdhana. Intinya sih kalau kita baru suka seseorang ya
pokoknya diam dalam taat, bukannya sibuk memikirkannya diam-diam. Siangnya
malah gasengaja banyak tidur wkk, soalnya kemarin malem gue maraton nonton film
dari Beauty and the Beast dilanjutkan film Muhammad Al Fatih. Mashaallah,
karena film ini gue jadi tambah kagum sama sosok sang penakluk Konstantinopel.
Pemuda yang nggak pernah ninggalin tahajjud dari baligh, hafal Qur’an, gigih,
pinter, macho aahh perf deh..
Nah sorenya, gue dan
temen-temen dikasih wejangan sama mba Ni’mah tentang memilih jodoh di masjid Al
Hidayah. Beliau bilang kalau ada orang salih datang dan melamar jangan ditolak.
Bisa rugi nanti. Yap ini gue juga setuju. Beliau juga cerita bagaimana dulu
saat ta’aruf hingga walimatul ursy.
Oiya ngomongin walimatul
ursy gue jadi inget sesuatu yang I think, awkward moment. Pas itu, gue
dan keluarga otw pengen beli mi ayam. Saat perjalanan ibu gue bilang
“Mbak, tadi ada yang ngomong lho. Katanya kalau kamu nikah, boleh
pakai gedung IPHI Sidodadi itu.” Gue yang lagi main HP saat itu kaget campur blushing
karena saat itu ada ayah gue juga.
“Hah, yang bilang siapa Ma?”
Saat itu ibu gue menjawab dengan sebuah nama tapi gue lupa. Kalau gasalah
sih, Pak Dedi atau siapa ya.. Haha, ada-ada aja sih. Gue cuma manggut-manggut
aja, gue lihat ayah masih fokus ke jalanan. Hmm, gapernah ibu gue ngomongin
soal beginian pas ada ayah.. ya rada malu gitu sih wkk..
Oiya, back to the topic..
Mba Ni’mah menekankan “Jadi, AGAMA adalah hal yang paling penting
karena suami lah yang akan bisa menuntun kita ke surga atau malah
menjerumuskan.”
Nasehat sore tadi menjadi pengingat lagi bagi gue. Hmm,
kadang-kadang baper juga sih kalau ada pasangan muda halal yang cerita
kisahnya. Dan saat kajian Rohis, Pak Mustakim selalu mengompori para jomblo,
katanya pahala orang yang udah nikah dan belum nggak sama. Contoh, Pak Mus udah
nikah, beliau dapet pahala 200 dan anggota Rohis yang masih setia dengan status
jofisa cuma dapet 100. Why? Karena menikah adalah menyempurnakan separuh
agama. Gue? Mmm, kayaknya kuliah dulu deh. Tapi ortu, guru di sekolah, dan
semua pihak udah mulai sering ngasih nasihat tentang nikah karena emang entah
kapan inshaallah akan menikah. Dan disini gue jadi berpikir..
Image by kawanimut |
But that stuff isn’t analogous with my mind. Jadi, memang ada sebagian da’i yang bilang kalau kehidupan
akhirat sama dunia harus seimbang. Tapi, statement itu agak melengkung.
Contoh simpel gini : gue pengen masuk surga (of course all Muslims wants it),
nah tapi di sisi lain gue pengen punya honda jazz RS yang harganya bikin
lenggelenggelengg, *terdengar backsound My Heart will Go On... apaan sih
wkk.. nah pasti kan gue akan sibuk mengejar materi.. yang niat awalnya emang juga
beriman, tapi karena sifat manusia yang gapernah puas, malah kebablasan jadi
fokus utamanya uang bukan nambah iman..
Nah, ada
penjelasan di grup kajian whatsapp yang bermanhaj salaf dan penjelasannya bahwa
akhiratlah yang harus diutamakan karena disana merupakan kehidupan yang kekal.
Dan pesan ustadz Khalid Basalamah yang gue tonton di YouTube kalau perempuan
bisa masuk surga syaratnya yaitu sholat lima waktu, berpuasa Ramadhan, dan taat
pada suami.. kurang lebih sang ustadz bilang “Perempuan bisa dengan mudahnya
masuk surga hanya dengan melakukan 3 hal itu dan ia bisa masuk dari pintu mana
pun yang ia suka. Apalagi yang dicari selain itu. Akhirat kekal.” Oiya, saat
kita mengambil ilmu agama jangan sembarangan ya.. lihat siapa rujukan lo. Kalau
gue sih selama ini rujukan utama yaitu Ust Syafiq Riza Basalamah, Ust Khalid
Basalamah, Ust Muhammad Abduh Tuasikal..
Pendidikan pun
penting juga. Tapi, hal tersebut kan untuk mendidik anak agar menjadi sholih
dan sholihah juga dibagikan ilmunya pada sesama. Gimana sih ukuran kita sukses
dalam menuntut ilmu? Selalu dapet ranking? Pendidikan tinggi? Menurut gue, yang
penting berkah dan bisa mendatangkan rasa takut pada Allah. Juga, dibagikan
pada sesama.
Lagipula, bagi
mereka yang menikah muda, Allah yang akan menjamin rezeki mereka. Selain itu,
menikah dapat menundukkan pandangan, menjaga kehormatan, dan mengurasi populasi
jomblo di dunia..juga soal kebebasan, kalau bisa komunikasi dengan baik pasti
akan baik-baik aja kok. Lagipula kalau udah nikah malah enak, pas safar ada
yang nemenin. Bahkan nonton film sama pasangan halal dibanding bareng temen,
sensasinya pasti beda wkk..
Udahlah, nulisnya
kok jadi panjang gini. Niat awalnya cuma mau cerita tentang pertanyaan absurd
dari adik manis berkerudung tadi yang katanya mau gak nikah sama mas-mas
siomay. Hmm, esok lusa kalau emang udah waktunya apa pun profesinya selama
halal dan mencukupi, inshaallah gapapa. Karena setiap profesi adalah kebaikan
selama itu mendatangkan ridho-Nya dan bermanfaat bagi sesama. Kayak tukang
siomay tadi. Jangan remehin kalau dia hanyalah tukang siomay. Kalau abang tadi
ga jual, siapa yang akan mengisi perut lapar anak-anak yang TPA. Hargailah
orang tanpa memastikan apakah ia kaya atau tidak.
Syuudaah yaa..
semoga ada manfaat yang lo peroleh setelah baca ini. Semoga yang udah nikah
semakin bahagia. Dan bagi para jofisa (jomblo fii sabilillah), tenang mblo.. Lo
masih banyak kok temennya. Daripada galau mikirin jodoh, lebih baik lakukan
hal-hal yang bermanfaat bagi sesama dan beradalah di lingkungan orang-orang
sholih. Karena kalau kita selalu berada di lingkungan orang baik, inshaallah
jodoh kita juga orang baik.. selamat memperbaiki diri karena-Nya! Disini pun,
gue juga masih belum tahu siapa nama yang akan membacakan surah favorit gue
yaitu Ar Rahman saat jadi imam.. So, stay calm aja dah..tapi jangan lupa
juga, jodoh itu dibentuk. Kalau lo pengen yang kayak Muhammad al Fatih, ya lo
harus jadi seperti itu juga donk.. imannya baik, pemuda sholeh yang lembut
hatinya, keren, de el el..
itu pertanyaan tidak absurd lo mbak, tapi gara - gara alasannya mungkin sedikit mngerutkan dahii ,,(opooo AEE?)wkwkwk
BalasHapusYa absurd lah .-. mana bisa anak umur segitu melontarkan pertanyaan begitu..
Hapusyah gimana lagi zaman sekarang banyak bocah terkontaminasi teh
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBanyak tanya juga ya si adik nya... hahahaha
BalasHapus