Bahagia itu Sederhana
Tanyakan pada
teman sebangkuku, akhir-akhir ini aku sedang berfikir, bahkan merenung. Apa perihal
yang membuatku termenung? Ah, masalah klasik namun asyik untuk dibicarakan. Maukah
kamu membaca? Baik, akan kuceritakan sebuah hal sederhana namun mengena dalam
hati.
Pernahkah kamu
berfikir bahwa bahagia itu sederhana? Ya, sangat sederhana dan mudah didapatkan
oleh hati yang lapang. Tak perlu membeli gadget terbaru, mobil keluaran baru,
atau pun pakaian bermerk keluaran distro terkenal.
Sobat, rasanya hatiku
sedang tenggelam dalam sebuah kisah hidup seseorang. Apa itu? Maaf sebelumnya
bila aku masih menulis sosok itu. Hmm, tapi sungguh di luar nalar dan logika
ada hal besar yang membuka pandanganku.
Percaya tidak
bahwa ada seseorang yang seumuran denganku mungkin satu atau dua tahun lebih
tua yang hidupnya sangat amat sederhana dan mengesankan. Bukan masalah
tampangnya tapi hatinya. Dia, BENAR-BENAR SEDERHANA dan BAIK.
Suatu hal yang
membuatku bersyukur berada diantara ayah dan mama. Dia, dia telah kehilangan
salah satu cintanya. Hidupnya pun super hemat agar pengeluaran tak lebih besar
daripada pemasukan. Dia tidak pernah
pamer walau hidupnya penuh warna. Tidak mengupload foto ketika ia mendapat
sebuah trophy atau pun asyik sedang pergi ke mana. Sungguh, langka.
Kemarin saat aku
dan teman sebangkuku pergi ke ruang BK untuk konsul masalah perguruan tinggi.
Allah takdirkan diriku membaca sebuah profil orang yang mengesankan. Kulihat,
bahwa per bulan saja pendapatan orangtuanya hanya 2X uang sakuku per bulan. Ya
Rabb, bagaimana bisa dia tetap bertahan dengan keterbatasan materi itu?
Sungguh, aku tidak
pernah memandang rendah orang yang berhati sederhana lagi baik itu. Malah,
setelah aku tahu seluk beluknya, dia telah mengajarkanku pentingnya bersyukur
dalam kehidupan ini. Juga, kesederhanaan dalam bersikap dan berperilaku.
Aduhai, benar kata
seorang ustadz bahwa banyak betul orang yang terlihat berkecukupan di dunia
maya. Pamer sana pamer sini. Foto di tempat gaul lagi kekinian, namun pada kenyataannya
kehidupan nyatanya tidak se-wah pada foto-foto di instagram atau di media
sosialnya.
Hmm, sampai sini
mengertikah kamu? Hebatnya orang tadi terus berprestasi bahkan mendapat
beasiswa lanjutan. Dan guru BK saat itu terus memujinya, “Kehidupannya begitu
sederhana, cerdas, dan tidak pernah berbuat aneh-aneh.” Aku dan teman
sebangkuku saling berpandangan, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Kuakui dia adalah
sosok yang sangat sederhana dengan jiwa yang luar biasa. Hatinya baik dan
sederhana. Maunya sederhana yaitu membahagiakan ibunya, tidak merepotkan yang
lain, dan bisa bermanfaat bagi sesama.
Sampai sini, aku
tahu betul makna bersyukur dan bahagia yang sederhana. Tidak, ini bukan tentang
sepatu super mahal yang kuinginkan kemarin lusa, lupakan itu, aku tak mau
tertawa karena menghabiskan uang tabungan hanya untuk sebuah alas kaki, tapi
ini adalah tentang penerimaan. Apakah kamu mau bersyukur dan lapang atas
keadaan yang ada padamu saat ini.
Apalagi aku yang
masih memiliki ayah dan mama. Beliau berdua sayang kepadaku, walau terkadang
ada perbedaan pendapat yang mewarnai kehidupanku. Tapi sungguh, mereka adalah
yang paling berharga. Lebih berharga dan mewah daripada sebuah Maserati sekali
pun.
Bahagia itu
sederhana. Ketika kamu mau ikut membantu menyapu, mencuci piring, dan mengepel
yang akan membuat tersenyum kedua orangtuamu. Ketika kamu bisa mengajari
anak-anak kecil baca tulis bahkan mengaji. Ketika kamu mampu membahagiakan
orang lain walau hanya dengan senyummu. Ketika kamu mau membantu anak-anak
berkebutuhan khusus yang minim kasih sayang. Dan sangat bahagia ketika kamu
mampu menghafal 30 juz Al Qur’an lalu masuk syurga dari pintu mana pun.
Bersyukurlah..
Allah masih menganugerahkan kehidupan yang luar biasa indah padamu. Wahai hati
yang baik dan sederhana, kamu harus kuat dan bersabar. Di balik sikap tenang
dan diammu, ternyata banyak sekali jalan terjal yang telah kau lalui. Tetap semangat
hati yang baik dan sederhana, Allah Maha Adil, kehidupanmu, usahamu, semua
sudah ditentukan sesuai porsi masing-masing. Ganbatte kudasai!~
-Z
Boyolali, 8 Februari 2018.. –beberapa hari setelah konsul dari BK
Belum ada Komentar untuk "Bahagia itu Sederhana"
Komentar baru tidak diizinkan.