Mekar Tumbuh Bersemi Kembali
source : tumblr |
When I see your
eyes, I feel like home. When you smile into me, the world turns into the
beautiful one. Eveything seems perfect but I’m pretty know, nothing perfect in
this world. But, honestly, my world is a better place because of you.
Inshaallah, I will love you unconditionally until the end.
Well, it’s for
yaa.. My beloved Mama, Ayah. Yang selalu support gue dimana pun
berada dan bagaimana pun keadaan gue. Mungkin banyak ucapan terima kasih nggak
akan bisa membalas semua jasa-jasa kebaikan yang telah mereka berikan ke gue.
Yea, biarlah gue melakukan cara yang gue anggap paling bisa membuat bahagia
kedua orangtua gue.
Really, without
your support Ma, Yah, gue pasti ga akan sampai di titik ini. Gue orangnya
mudah bosen. Belajar pun kalau mood, ini jangan ditiru yaa wqq, terus banyak
SKS (sistem kebut semalam). Tapi, atas izin Allah, alhamdulillah gue bisa
diterima lewat jalur undangan di UNS sesuai yang gue mau yaitu di jurusan
Pendidikan Luar Biasa.
Gue ngga nyangka!
Serius, ini pasti karena doa-doa yang telah dipanjatkan secara diam-diam buat
gue. Mama yang kalau gue masih begadang streamingan liat film, gue denger ambil
air wudhu.. ah, semoga aku bisa mencontoh kebiasaan baik itu ya Ma. Juga, ngga
lupa..
Gue juga merasa karena doa-doa yang telah dipanjatkan kakek gue,
gue manggil beliau Kakung. Mbah Kakung ini, gue akui jadi kakek paling best lah
sedunia. Sabaaaar banget kalau udah sama cucu-cucunya. Mau jajan apa pun
dikasih! Serius, ga ada mbah yang lebih sabar dan baik selain beliau. Kalau gue
main ke rumah beliau, pasti beliau bilang agar gue kelak jadi guru. Terus,
kalau setiap sore gue main ke rumah beliau padahal gue harusnya ada urusan
lain, Mbah Kakung bakal bilang “Loh kok main ke sini?” dalam bahasa Jawa, terus
nanyain kenapa gue ngga disana tapi malah main disitu. Gue cuma mringis aja
hehe, biasalah anak muda terkadang masih labil. Beliau bakal bilang dalam
bahasa Jawa “Kalau sudah diberi amanah ya usahakan dijalani dengan baik” sambil
tersenyum tulus banget banget banget. Terus gue salutnya, di usia yang senja
dan pasti kalau baca sesuatu udah nge-blur, Mbah Kakung berkomitmen untuk baca
1 hari 1 juz, mashaallah tabarakallah. Juga, beliau yang masih semangat menjadi
imam Subuh di desa. Nah mungkin setelah sholat Subuh itulah Mbah Kakung selalu
memanjatkan doa-doa untuk anak cucunya.
Aduh, gue pengen nangis kalau ngomongin keluarga kayak gini. I’m
very blessed to live with them. Dan sekarang, alhamdulillah gue bisa masuk
FKIP PLB. Inshaallah, jika memang ini yang terbaik pasti bulan Agustus besok
gue udah bakal masuk ke UNS, menyongsong mimpi-mimpi masa depan semenjak gue
kecil. Gue dari dulu pengen jadi guru. Tuh liat, poster yang tertempel sejak
kelas 6 atau 5 SD yaa, lupa gue... bertuliskan kalau ingin menjadi GURU. Kalau
Allah menghendaki, pasti akan tapi kalau ada yang lebih baik, gue percaya aja
sama skeanarioNya yang pasti happy ending.
Makasih banyak pada Allah yang selalu menolong, Rasulullah yang
selalu menjadi panutan terbaique, Muhammad al Fatih.. Lalu Ayah, Mama, Mbah
Kakung, juga Mbah Uti dan sahabat-sahabat gue juga siapa pun yang telah
mendoakan gue secara diam-diam. Gue merasa hidup gue kayak selalu ditolong
Allah. Mau jatuh pasti ada aja penopangnya :”. Baik banget lah Allah ke gue.
Sesuai nama gue Zalfaa Azalia yang berarti mutiara yang dilindungi Allah, kalau
ada ungkapan nama itu doa maka gue akan setuju. Karena gue bener-bener merasa
selalu ditolong Allah, ada aja jalannya. So, besok kalau kalian punya anak dikasih
nama yang baik-baik yaa, jangan asal comot dari internet, ehh gatau artinya
pula.
Gue bisa nulis kayak gini, malem-malem gini,niat gini karena
tergugah aja. Yap, tadi kan ceritanya gue nonton sama temen gue. Awalnya kami
mau nonton Teman Tapi Menikah eh ternyata ga ada jadwal. Pilihannya cuma 3
yaitu The Perfect Husband, Kembang Kantil, yang satu film luar gue lupa. Daripada
kami liat orang makan kembang kantil *ehnggakding, kami pun memutuskan untuk
nonton The Perfect Husband, yeah daripada balik pulang.
Saat nonton ada ketawanya, sedihnya, bapernya, nangisnya daaan yang
paling membuat gue sadar adalah ketika bagian Papa si tokoh pertama meninggal.
Yaa Rabb, gue merasa tertampar ketika mas pilot bilang kalau selama ini kita
lebih mementingkan kebahagiaan sendiri, daripada kebahagiaan orangtua. Kita
sering egois buat ngejar apa yang kita mau, padahal orangtua lah yang udah
berkorban selama ini, udah korban waktu, tenaga, materi. Huaa, nyesek. Gue
merasa kalau selama ini lebih banyak menuntut daripada memberikan kebahagiaan
atau pun kebanggan atas prestasi minim yang gue raih.
Ohya, bagi lo yang liat story di WA dan ngira gue nonton sama
cowok. NO BESAR! Gue nonton sama salah satu sahabat gue, Shinta.. hmm, nggaklah,
ngga mungkin gue nonton sama cowok (re : kalau belum halal). Rasanya kalau
pacaran sebelum nikah itu kayak mengkhianati imam masa depan. Jadi, inshaallah
gue ga bakal pacaran sebelum nikah, dan itu adalah sebuah prinsip yang gue
pegang teguh. Walau banyak cobaan menghadang, dengan cemas gue meminta pada
Allah untuk menguatkan benteng penantian ini. Gue juga bakal cemburu kali,
kalau si dia yang ditakdirkan udah jalan bareng cewek atau main bareng berdua
disetirin atau diboncengin dia, ergh.. Belum ketemu aja udah ada rasa cemburu
dan peduli, ehe.
Ya walau emang ngga bisa ditampik, kalau rasa suka pada seseorang
itu pasti ada. Dan gue kalau suka sama seseorang itu selalu jujur sama Mama.
Gue cerita panjang lebar tentang dia. Gimana pendidikannya, kepribadian dia,
terus agama dia, dan tentang ucapan selamat ketika gue keterima SNMPTN. Dari
sekian banyak ucapan selamat yang masuk, my favorit one is yaa semua
pesan yang tulus dari temen-temen deh, hehe.. Nah, pasti Mama gue bakal godain
pas makan di meja makan bareng keluarga dan Ayah gue jadi tau deh. Hadeeh, malu
gue. Tapi, gue bersyukur ketika gue tanya apakah kelak kalau gue akan menikah
haruskah dengan orang yang sudah punya rumah, kendaraan? Apa kata Mama? Sejuk,
mendamaikan. Mama nggak nuntut apa-apa :) beliau bilang yang penting agamanya
baik, sholeh, bertanggung jawab. Karena berjuang bersama dari nol lebih indah
bukan daripada harus menunggu dia di puncak kesuksennya..
Jadi, gue merasa lebih enjoy aja kalau curhatnya ke orangtua bukan
ke oranglain. Ketika gue suka sama orang, ya harusnya orangtua lah yang pertama
kali tau. Ketika gue berhasil melakukan sesuatu, ya harus orangtua yang pertama
tau.
Eh back to topic,
yaa intinya gitu gais.. gue setelah liat film The Perfect Husband bukan baper
karena tokoh utama dapet suami pilot, bukan. Tapi, ya pas bagian orangtua itu.
Nah lalu mengapa gue buat judul tulisan “Mekar Tumbuh Bersemi Kembali?”
Apakah ada cinta yang kembali tumbuh di hati gue? Gue jawab “IYA”. I
mean, cinta yang dalam untuk kedua orangtua gue. Gue udah mau dewasa, eh
jangan dink, ntar tua donk.. maksudnya, gue akan menuju masa dewasa, jadi gue
nggak boleh egois. Harusnya tau apa yang orangtua pilihkan pasti yang terbaik
untuk anak-anaknya. Ngga boleh ngambekan kalau apa yang gue pilih ngga sesuai
dengan pilihan orangtua. Mulai sekarang, apa yang dikatakan Mama, Ayah gue
bakal percaya bahwa itulah yang terbaik.
Dan untuk my future perfect husband. I know nothing about you. Who
are you, where are you now, and are you still wide awake or enjoy your sweet
dream. Dear, I know it’s never easy to waiting someone that I don’t know. But,
I always trust to Allah, if I get enough of Sabr, I will get the best from Him.
I hope, you’ll be okay everytime, in every step. Maybe, you do work hard or
study hard right now for prepare the fine future. May Allah bless you my dear. And
now, I must tell, it’s time for me to obey my parents. Be patient, we will meet
in the right place at the right time, inshaallah. And I know, you wouldn’t be
perfect and never, because the perfection is only Allah’s. But still, the
sweetest word that I want to hear from u is, ana uhibbuki fillah.
Betul sekali, saya juga merasa bahwa apa yang saya raih saat ini sebagian besar karena doa-doa orang tua terutama ibu. Meskipun saya bukanlah orang sukses dengan banyak pencapaian, tapi saya selalu mensyukuri sampai titik ini. Dan ini semua karena doa ibu, huhu.. jadi pengen nangis juga nih..
BalasHapusSaya berharap bisa juga seperti ibu yang selalu berdoa untuk anak-anaknya, dan saya juga akan selalu mendoakan yang terbaik buat anak saya..
Sekali lagi selamat buat Zalfaa, semoga bisa meraih cita-cita dan ilmunya bermanfaat bagi ummat, aamiin..
Lihat paragraf terakhir jadi baper nih, buat suami masa depan yang belum tahu seperti apa, ada di mana, tapi sudah didoakan yang terbaik.. semoga kelak mendapatkan suami yang terbaik dunia akhirat ya Zal.. aamiin.. :).
Hihi, lot of thanks buat Anjar, jazakillah khoiron atas doanya..
HapusYaa gitu deh mba, kalau ngomongin imam masa depan yang belum keliatan ciri-cirinya yaa bikin baper penulis sama yang baca yak wqq :D
Amin yaa kakak cantikk,, kadang ketika umur kita sedang labil labilnya alias sedang mencari jati diri, tentunya membutuhkan banyak dukungan dari orangtua. Terkadang banyak juga keinginan kita yang ga sesuai dengan apa kata ortu. Tapi percayalah, seiring berjalannya waktu, kakak pasti mengerti semua yang sudah dipilihkan oleh orangtua tentunya yang terbaik untuk masa depan kita
BalasHapusSip.. Setuju dah sama mba vika.. Orangtua memang aset paling berharga dalam kehidupan seseorang :))
HapusKadang nasehat dari orang tua jadi terkesannya harus menurut apa yang dikatakan mereka, padahal sebenarnya tidak.
BalasHapusOrangtua lebih peka melihat apa yang cocok untuk masa depan kita.
Iyap.. dan tentunya orangtua tidak mungkin mejerumuskan anak-anaknya ke dalam keburukan :)
HapusCiehh, selamat ya dek yang bentar lagi jadi anak kuliahan. Sekolah yang bener, jangan pacaran mulu
BalasHapusWaat.-. kagak kak.. gue ga pacaran
HapusMemang gitu sih enaknya, intinya lebih terbuka sama orang tua dalam urusan apapun..
BalasHapusSemoga di UNS nanti, doa serta cita-citanya tercapai satu persatu ya..
Aamiin yaa Rabb..
HapusJazakallah khoiron, semoga dimudahkan juga kuliahnya di jogja..