It's Okay Not To Be Okay
good vibes |
Halo! Bolehkah aku sedikit berbagi? Ngomong-ngomong, disini alhamdulillah baru saja hujan. Di daerah kamu gimana?
Aku ingin
sedikit berbagi mengenai, it’s okay not to be okay. Pernah nggak kamu
menemui seseorang yang terlihat selalu baik-baik saja? Sepertinya, hidupnya
begitu sempurna hingga membuat decak kagum. Dari perilakunya, kehidupannya,
atau sekelumit ceritanya yang boleh jadi menginspirasi.
Namun,
orang-orang kuat seperti itu, pastilah pernah mengalami masalah yang
menyesakkan dada. Bukan berarti orang-orang yang selalu menguatkan, menampilkan
hal-hal positif, dan tidak pernah bermuka masam adalah orang yang selalu
baik-baik saja. Bahkan, kalau mereka mau jujur, sebenarnya mereka juga seperti
kebanyakan orang yang memiliki hati untuk merasakan sedih karena suatu masalah
bedanya mereka pandai dalam menyembunyikan itu semua.
Well,
untuk kamu yang menjadi sok kuat di hadapan orang-orang, yang selalu menjadi
problem solver di society padahal dirimu sendiri tertatih karena suatu problem
pribadi dan terlihat baik-baik saja, I’m so proud of you!
Kamu...
memilih untuk tidak menunjukkan kesedihanmu pada mereka namun hanya menangis. Menangis
terisak di sepertiga malam tanpa ada yang tahu. Bibir terkatup rapat, air mata
yang terus membanjir.. kamu sudah nggak tahu hendak berkata apalagi karena
seolah-olah kata-kata habis tak tersisa, bingung untuk mengungkapkan kesedihan
yang sangat mendalam itu.. hingga air matalah yang terus menetes di sajadah
dengan doa yang terus melangit.
Hei,
nggak apa-apa. Menangis bukanlah suatu tindak kriminal kok. Menangis saja dulu.
Dan hai orang sok kuat, kamu bisa juga kok berbagi kisah ke orang yang sangat
kamu percaya. Ayah atau bunda tersayang mungkin? Atau kalau kamu malu terisak
menangis di hadapan mereka, percayailah seorang sahabat yang mampu meneduhkan
hatimu. Boleh jadi, dengan sedikit bercerita akan meringankan hati.
Kuucapkan
lagi, kamu hebat! Memang sih, orang-orang hanya tahu kalau kehidupanmu itu
serba enak dan mulus tanpa hambatan bahkan beberapa dari mereka berandai-andai
ingin ada di posisimu padahal kenyataannya nggak demikian. Banyak air mata,
pengorbanan yang menguras tenaga juga pikiran yang telah kamu lalui.
Ohya,
satu lagi. Aku salut kamu mengadukan semua itu pada Allah saja. I’m so jealous
dengan pandainya dirimu menutupi kesedihanmu dan kamu tidak lari ke hal-hal
yang negatif seperti mengonsumsi narkoba, menghabiskan waktu untuk clubbing, seks bebas, atau pun berpikiran untuk
suicide.
Terakhir,
aku salut banget sama kamu wahai orang sok kuat eh sekarang kayaknya bukan sok
kuat lagi deh tapi memang kuat beneran. Dan juga untuk kamu yang sedang merasa
sesak dadanya karena suatu masalah. Aku nggak bakal bilang “Halah gitu aja
sedih! Masalah gue nih lebih berat” karena memang, masa lalu setiap orang
berbeda dengan pemahaman yang tidak sama. Inget deh, kita diciptakan di dunia
itu nggak sia-sia, ada tujuan hidup yang harus dicapai, bukankah semua bermuara
ke akhirat? Juga, kamu harus yakin kalau Allah pasti memberi pertolongan. Mungkin
emang nggak sekarang tapi Dia selalu tahu mana timing yang terbaik. Bukankah
harus ada hujan terlebih dahulu sebelum pelangi berwarna indah itu menyapa? Semangat
selalu yaa. Kalau capek istirahat dulu, nggak usah memaksakan diri. Semoga
selalu sehat dan dalam lindungan Allah! :)
Salam
hangat,
Zalfaa
❤❤❤
BalasHapusGemoy beudh.
BalasHapusMasya Allah..., lanjutkan menulisnya blognya mbak🤗👍🌷
BalasHapusMungkin postingan ini cukup bisa menggambarkanku. Di mata teman-temanku aku sosok yang periang, tapi saat berhadapan dengan teman dekatku biasanya kondisi sebenarnya sedikit terlihat. Ada kesedihan dan kemurungan yang kadang menyapaku dan tidak disadari oleh teman-temanku, hanya teman dekatku saja yang tau. Saat aku sendiri itulah baru terbuka sepenuhnya bagaimana aku sebenarnya. Sosok yang mudah rapuh. Entahlah apa yang memotivasiku agar terlihat ceria di depan orang lain, tapi aku merasa nyaman aja melakukan hal itu.
BalasHapus