Senja Teduh Pelita di Jeddah
source of pic: Pinterest |
Winter. Begitulah kata seorang perempuan
yang mengantarkanku menjelajahi sebagian Kota Jeddah kala aku menanyakan
perihal cuaca. Sore itu, aku bertemu dengan orang baru. Belum pernah bertemu
secara langsung sebelumnya, namun begitu hangat kala menyambutku di tanah
rantau ini.
Anggra
Erdiyan.
Nama yang indah bukan? Yap, aku memanggilnya Mba Anggra. Sedikit
cerita, kini aku memiliki kehidupan baru di sebuah negara yang sebelumnya, aku
tidak pernah terbayangkan akan kutinggali. Memang, lama sekali aku tidak
menulis di sini, banyak hal berubah dan alhamdulillah perubahan itu menuju ke
arah baik. Sekarang aku sedang mengukir kisah baru di Kota Jeddah.
Sebelum menginjakkan kaki di sini, takdir membawaku pada alur
cerita yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Dalam menjalani skenario ini,
aku terkoneksi dengan seseorang bernama Mba Anggra. Kami mengenal satu sama
lain melalui media sosial saat itu.
Awal mula berkomunikasi dengan Mba Anggra, kami menggunakan fitur
panggilan video saat itu. Luwes sekali Mba Anggra ngobrol denganku, padahal aku
adalah orang yang belum pernah ditemuinya secara langsung. Saat itu, aku
menanyakan perihal persiapanku untuk di Jeddah dan dengan telatennya Mba Anggra
menjawab semua pertanyaanku. Sungguh, aku merasa bersyukur kala itu
dipertemukan dengan sosok yang sangat membantu.
Saat itu kedatanganku di Jeddah belum pasti, masih mengawang dan
bagaikan kapas yang melayang-layang tanpa arah. Hari silih berganti, ternyata
memang Tuhan membawaku ke Jeddah. Baru kali ini aku merantau. Sekalinya
merantau jauh betul dari kedua orang tua. Rasanya campur aduk, namun rasa
terharu dan bersyukur berkali-kali lipat memenuhi dadaku ketika pesawat yang
aku tumpangi berhasil mendarat dengan aman di King Abdulaziz International
Airport. Mataku berkaca, hatiku tak henti-hentinya menyatakan syukur pada Rabb
Semesta Alam yang telah memilihkan jalan indah ini. Aku berkata, “Yaa Rabb,
You Are The Best Planner” dengan perasaan bersyukur yang menghujam.
Di Jeddah inilah aku bertemu langsung dengan sosok yang kukenal di
media sosial bernama Mba Anggra. Sore itu, Mba Anggra menjemputku dengan
mobilnya. Bisa kukatakan, hari itu keberkahan mengalir deras padaku. Bagaimana
tidak? Banyak sekali kebaikan yang Mba Anggra lakukan untukku. Mulai dari
mentraktirku makanan Indonesia, memastikan kebutuhan bahan makananku terpenuhi,
dan menjelaskan apa yang akan kutemui di masa mendatang.
Tak hanya sampai di situ, suatu hari Mba Anggra mengundangku untuk
main ke apartemen miliknya. Lagi-lagi kami dijemput. Saat itu aku mengajak
temanku yang bernama Mba Tiwi untuk ikut serta. Sebelum pergi ke apartemennya,
kami mampir ke Balad untuk mencari beberapa hal. Setelah itu, kami pergi ke
apartemen Mba Anggra. Di situ, kami begitu dimuliakan sebagai tamu. Kami disuguhi
sup lezat yang menggugah selera, buah mangga manis yang menyenangkan, dan
minuman Saudi Arabia yang aku lupa namanya.
Eits, tak lama setelah itu, kami beruntung lagi bisa mencicipi nasi
padang yang Mba Anggra buat. Enak sekaliii dan berhasil mengobati kerinduanku
pada warung nasi padang di Pengging. Alhamdulillah for everything.
Dear Mba Anggra,
Aku merasa bersyukur karena Allah mempertemukanku dengan sosok yang
hangat, perhatian, dan penuh welas asih seperti dirimu. Aku senang melihat story-mu
yang memiliki spirit untuk menolong dan berbagi pada sesama. Ah, tak hanya itu,
kisahmu dengan keluarga juga amat menyentuh hatiku.
Aku ingin bisa berbakti dan menghangatkan hati orang tuaku seperti
yang Mba Anggra lakukan. Menjadi pelipur lara, tangguh, dan bisa diandalkan. Your
mom should be proud to have a daughter like you, Mba.
Tak hanya itu, aku dan Mba Anggra sama-sama anak pertama. Darinya aku
belajar bagaimana menjadi kakak yang selalu siap sedia untuk adiknya. Tak pernah
kehabisan cara untuk membuncahkan hati adik satu-satunya. Di saat yang bersamaan
harus menjadi pundak yang kuat untuk semua cerita adiknya. How strong you
are, Mba.
Saat aku diajak jalan-jalan malam selepas beli bakso, saat itu Mba
Anggra bersama suaminya. Aku bisa merasakan bagaimana cinta yang tulus bersemi
di hati keduanya. Mendengar mereka ngobrol, diam-diam aku senyum-senyum
sendiri. Apapun yang mereka bicarakan, pasti dikatakan dengan nada yang baik
dan saling melempar senyum. Night driving, talking with someone you love.
Kapan yak aku bisa so sweet kayak gitu sama someone, xixixi. Dari
Mba Anggra dan suaminya, aku belajar bagaimana caranya bersyukur amat dalam
ketika sudah dihadirkan pasangan halal dan merasa cukup dengannya, juga menjaga
api cinta dengan cara yang sederhana namun bermakna.
Mba.. makasih banyak yaa udah menjadi my beloved Mba semenjak
pertama kali aku di Jeddah. Terima kasih juga untuk semua kebaikan-kebaikan
yang Mba Anggra lakukan ke aku. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan yaa..
To the kindly hearted woman, for making the most of your time, for
believing in yourself, and spreading kindness around you..
Barakallah fii umrik.
Belum ada Komentar untuk "Senja Teduh Pelita di Jeddah"
Posting Komentar
Silahkan memberikan saran dan masukan :)