Ketika Tertawan Diantara Dua Pilihan
Dokumen Pribadi |
EA EA EA, what’s
up bro? Kalau boleh curcol gue baru seneng nih, plong juga. Iyess, a lot of
things has changed my mind lately. Yeah, I must scream out loud, ea ea.. Haduh,
perasaan kalau gue nulis di blog kok kayak pecicilan gini ya. Tapi, percayalah sebenernya
gue ga pecicilan gini kok, haha..
Gue mau cerita nih
tentang perang yang baru aja gue lalui. Bukan, gue nggak ikut-ikutan menyerang negara api sama Aang the legend of air, tapi maksud gue
adalah perang batin. Beuh, perang batin tuh rasanya nyesek-nyesek gimana gitu.
Kan kalau perang di film-film bisa ditonton, seru. Lah ini tempatnya di hati,
hanya gue dan Allah yang tahu.
Gue udah kelas 12
yang kalau kebanyakan atau umumnya pasti berpikiran akan melanjutkan ke jenjang
universitas. Liat temen-temen gue, sibuk cari buku SBMPTN, ikut try out SBM,
harap-harap cemas masuk SNMPTN, dan mulai daftar perguruan tinggi swasta buat
jaga-jaga kalau di PTN ga keterima. Pokoknya, no tranquilly was there untuk
anak kelas 12 kecuali bagi mereka siswa-siswi yang beriman dan bertaqwa.
Iyalah, kan yang diandelin Allah dimana pun berada. Setelah usaha, pol in
doanya.
Saat semua sedang
riuh gaduh rempong, apa kabar gue?
Santai sist..
Calm down..
Perang yang
terjadi di batin gue ini terjadi ketika gue harus memutuskan untuk lanjut ke
PTN atau mondok. Apa kata temen? Apa kata saudara gue? Ah, it’s not a big
deal! Ga penting omongan orang, yang menjalani gue dan ini skenario hidup
gue, gue adalah aktris utama yang berhak memilih masa depan gue, aseekk..
Awalnya gue galau
mau masuk PTN jurusan Pendidikan Luar Biasa. Yaa, kan ga banyak orang yang mau peduli dan mau membantu mereka mewujudkan mimpi-mimpi hebat. Inget ya, meski pun mereka berkebutuhan khusus bukan berarti mereka ga layak untuk meraih mimpi-mimpinya. Seharusnya, kita yang alhamdulillah normal sebisa mungkin melakukan hal-hal kecil yang berkontribusi untuk kehidupan anak-anak berkebutuhan khusus.
Tapi, gini gaes..
setelah gue godhog dan pikiran udah mateng gue memutuskan hal yang berbeda.
Kayak ada suara hati yang tulus memberitahu gue what things to do after
graduate.. Hal ini perlu banget gue lakukan untuk mengokohkan pondasi iman yang masih labil gini dan kapan lagi selain setelah lulus SMA.
Jadilah gue berpikiran untuk..
I have made a
big choice in my life. Kalau setelah lulus SMA gue ga kuliah dulu.
Eitss, ga boleh
mikir kemana-mana ya.. Inshaallah kok, gue bakal k uliah satu tahun setelahnya.
Lalu dimana kah gue selama setahun itu? Hayoo, kepo ya. Senyum dulu donk biar
cakep dan gue tambah semangat nulis. Nah gitu kan tambah cantik atau ganteng
maksimal.
Jadi, gue udah
memutuskan untuk masuk pondok dulu selama setahun ini. Apakah pilihan ini
mudah? Tentu aja enggak. Gue harus meyakinkan tuan dan nyonya besar akan
keputusan yang telah gue ambil. Pertamanya beliau berdua bilang “Buat apa kamu sekolah
dari SD-SMA negeri tapi ujung-ujungnya mondok?” tapi dengan the power of
sing penting yakin lan bener, gue terus membujuk. Alhamdulillah, luluh juga
hati beliau berdua.
Rencananya sih gue
mau mondok di Griya Qur’an, itu pun kalau keterima. Besok inshaallah, pada hari
Ahad, 21 Januari 2018 pukul 07.00 gue bakal ikut tes seleksi buat masuk pondok
ini. Mohon bantu doa ya gaes supaya gue bisa mudah mengerjakan test, lalu
keterima dan melaksanakan cita-cita terbesar dalam hidup gue.
Sebelumnya gue
udah survei pondok dan bayar uang pendaftaran. Alhamdulillah, suasana di pondok
nyaman, adem, dan bersih. Suasananya kondusif karena terletak di kawasan
perumahan. So, buat kebersihan nggak usah ditanya lagi, mantap dah. Bangunannya
berlantai tiga dan bercat warna hijau. Mbak-mbaknya pun ramah saat gue dateng
ke situ. Khusus akhwat pula, jadi inshaallah pandangan gue akan lebih terjaga.
Yang bikin tambah seneng adalah ketika gue nemu tempat laundry yang ga jauh
dari pondok. Huaah, nikmat mana yang gue dustakan, kalau gue bisa keterima di
situ bakal seneng banget dah.
Inshaallah di
Griya Qur’an gue bakal ambil program takhasus yang satu tahun. Ya Allah,
rasanya gue too excited dan pengen segera lulus terus mondok. Serius
gaes, rasanya hmm gimana ya, gabisa gue ketik saking senengnya.
Sebenernya tanggal
21 besok ada juga kajian Ustadz Ammi Nur Baits yang tempatnya ga jauh-jauh amat
dari rumah gue. Tapi, qodarullah wa masyaa fa’ala, gue ada test seleksi dan ga
bisa ikut kajian ustadz kondang pembina konsultasi syariah itu. Temanya bagus
kok, inshaallah beliau bakal membahas tentang riba. Kalian yang rumahnya daerah
Solo raya mungkin kalau mau dateng ke kajian bisa, tempatnya di masjid
Ibaadurraahman deket Assalam market, waktunya pukul 09.00 WIB.
Sungguh aneh tapi
nyata, takkan terlupa.. eh tunggu, kok malah ke lirik “Kisah Kasih di Sekolah”
haha apaa sih.. tapi emang aneh sih, di saat temen-temen gue yang lain pengen
masuk sekolah kedinasan atau PTN, gue malah adem ayem, nerima ing pandum.
Entahlah, kayak ada suatu panggilan dalam jiwa gitu.. Gue ingin merasakan
nikmatnya jadi anak pondok gimana.
Yang jadi motivasi
gue juga, ketika nonton film Ayat-Ayat Cinta 2, eum si sholeh Fahri bilang “Kadang
kita harus mundur sedikit, supaya bisa melompat lebih jauh.” Dan gue memilih
untuk menunda kuliah dulu dan bersiap untuk membuat sejarah hidup yang gue
harapkan bisa berguna dunia akhirat, aamiin..
Alhamdulillah, gue
bisa seneng dan plong karena berhasil menentukan apa yang gue mau, yang menjadi
passion gue, dan ga hanya ikut-ikut arus doank. Diantara dua pilihan yang ada,
hati gue mantap untuk memilih ke pondok dulu. Ga boleh setengah-setengah lah
kalau udah gini. Ya gak..
Sobat, begitulah
hidup.
“Kadang kita harus mundur sedikit, supaya bisa melompat lebih jauh.”
Begitulah kutipan dalam film Ayat-Ayat Cinta 2 oleh Fahri. Dalam menyikapi
hidup, tak perlu tergesa-gesa. Pun, cemas dalam menentukan masa depan. Apalagi,
jika hanya mengikuti arus-arus kehidupan yang terkadang tidak sesuai dengan
syariat Islam. Bisa jadi, kita mundur sejenak untuk membuat dan merancang
perubahan yang lebih hebat dan bermanfaat di masa depan.
Sobat, terkadang pula kita dihadapkan diantara dua pilihan yang
indah. Bingung harus memilih yang mana, hingga membuat langkah kaki tertatih
menentukan arah yang dipilih. Terkadang pula, dalam menentukan pilihan hanya
mengikuti apa kata orang, bukan kehendak hati sendiri.
Tapi, ketahuilah ada hal menarik dalam menyikapi pilihan itu.
Sesuatu yang mendatangkan ridho-Nya tentu merupakan pilihan terindah dan
terbijak yang kau ambil. Maka, dalam menentukan pilihan, pilihlah hal mana yang
lebih disukai Allah. Juga, yang mendatangkan nikmat keindahan batin.
Dalam buku, Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin karya
Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam edisi terjemahannya yang berjudul Taman Para
Pecinta cetakan Khatulistiwa Press halaman 233 dikatakan bahwa :
Keindahan batin merupakan nikmat Allah terbesar bagi hamba-Nya. Keindahan
lahir juga merupakan suatu kenikmatan bagi hamba-Nya yang wajib disyukuri. Jika
ia bersyukur dengan bertakwa dan menjaga nikmat-nikmat-Nya tersebut, maka
keindahan itu akan semakin bertambah. Namun, jika ia menggunakan keindahan itu untuk
durhaka kepada Allah, niscaya Dia akan mengubah penampilan lahirnya di dunia,
sebelum mengubahnya di akhirat. Keindahan itu dapat diubah menjadi kotor,
jelek, dan buruk, sehingga orang lain akan lari saat melihatnya. Maka, setiap
orang yang tidak bertakwa kepada Allah dengan keindahan dan kecantikannya itu,
akan berubah menjadi jelek dan buruk, dan itu tampak di tengah-tengah manusia.
Keindahan batin akan menghapus keburukan lahir, dan bahkan
menutupinya. Sebaliknya, keburukan batin akan menghapuskan keindahan lahir dan
menutupinya.
Indah bukan ketika kita memilih sesuatu yang mendatangkan keindahan
batin yang akan mengantar pada ketaatan dan ridho-Nya?
Begitulah sobat, bagaimana cara memantapkan pilihan yang akan
mengantarmu pada ketetapan terindah. Libatkan juga Allah dalam menentukan
pilihan itu. Terus merayulah pada-Nya agar dirimu dituntun dalam jalan yang
benar.
Alhamdulillah gais, gue yang semula tertawan diantara dua pilihan,
kini udah mantap untuk menentukan pilihan. Ga ada ragu sama sekali yang ada
hanya ketenangan batin dan harapan-harapan yang terus tumbuh mengakar dalam
hati. Sekali lagi, tolong ya doakan gue agar diberi kemudahan mengikuti tes
seleksi pada Ahad, 21 Januari 2018. Semoga apa yang gue pilih bisa bermanfaat
bagi gue dan kita semua, aamiin..
Masyaallah semoga pilihan nya mbak bisa menjadi yang terbaik bagi hidup mbak 😀😀😀
BalasHapusAlhamdulillah.. Semoga dimudahkan jalannya ya, Dek. Seneng deh ada anak muda yang dengan suka rela memilih mondok begitu. Semoga Ahad besok kamu bisa melewati test dengan baik ya...
BalasHapusSemoga sukses, bisa di terima di Unifersitas negri mbaa..aaamiiin.
BalasHapusBarakallah, semoga segala rencana dapat terwujud.
BalasHapusAmiin, semoga rencananya tercapai :)
BalasHapusami ngedukung kamu banget zal buat mondok *peluk
BalasHapussemangat yaa buat cari bekal akhiratnya ^^
Semoga sukses rencana mondoknya ya Zal.. Perlu tekad yang kuat dan disiplin tinggi, tapi hasilnya nanti pasti memuaskan :)
BalasHapus