Acceptance is the Key
Well, sebelum gue menulis lebih lanjut gue pengen mengutip sebuah
ayat yang ada dalam al qur’anul karim
“bisa jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(qs al baqarah : 216)
Gue mau sedikit cerita. Jadi alkisah, ketika itu gue sedang berada
dalam masa-masa yang penuh dengan tanda tanya dan perenungan.. Ilmu psikologi
bilang sih namanya quarter life crisis. Ya, alhamdulillah gue telah melewati
masa-masa itu. temen-temen udah
tau kan apa itu quarter life crisis. Hah? Belum tau? Eh gimana, udah tau tapi
sedikit? Hmm, gue jelasin secara singkat deh..
Mengutip pada laman
hallosehat, quarter life crisis adalah sebuah periode ketika seseorang merasa
cemas, ragu, gelisah, dan bingung terhadap tujuan hidupnya, mereka terkadang juga
mengkhawatirkan masa depan dan kualitas hidup seperti besok mau jadi apa,
kehidupan asmara bakal gimana, hubungan dengan orang lain, dan kehidupan
finansial yang diidamkan. Quarter life crisis ini bisa menyerang millenial
berumur 20-30 tahun, tapi ada juga sih yang umur 18 tahun sudah mengalami
masa-masa ini.
Nah beberapa
gejala kalau teman-teman mengalami quarter life crisis yaitu mulai
mempertanyakan hidup, kurang motivasi, merasa hanya jalan di tempat, tidak
bahagia dengan pencapaian yang didapat, bingung mau keluar dari zona nyaman
atau ngga, dsb. Hmm, ngga enak banget kan ketika lo mengalami quarter life
crisis?
Ada suatu hal sih
yang menurut gue, hal tersebut adalah kesalahan terbesar gue dalam menentukan dan
memilih sesuatu. Setelah udah berjalan beberapa masa, gue baru sadar kalau
pilihan gue itu salah and as you guess, gue sering merenungi apa yang
menjadi pilihan gue itu. ngga
jarang gue nangis mempertanyakan dan menyesali itu semua. rasanya sakit gaes! nyesek sejadi-jadinya! Dan imbasnya gue
jadi ga produktif, cenderung membatasi diri, astaghfirullah huhu..
Sampai suatu
ketika, ketika itu, gue jadi koordinator di suatu acara. Dan gilanya, gue
menjadi koor sie acara, yang mana lo tahu, anak acara itu harus bakoh dalam
segala hal, pemikiran ga boleh stress biar rancangan acaranya cakep. Pas itu
deadline rundown, perkap, dll udah ditagih sama sie lain. Di sisi lain, gue
masih merenungkan apa yang menjadi pilihan gue itu. pas itu kelas pagi, gue duduk agak di pojok. Pikiran
bener-bener kalut! Semrawut! dosen
baru jelasin apa bagaikan paduan suara yang terngiang, cuma masuk telinga kanan
keluar telinga kiri. Gue bener-bener kacau hari itu. ekpresi muka gatau dah kayak gimana. Sampai temen gue menegur
“zalfaa baru sakit?” gue hanya
menggeleng dan memaksakan sedikit senyum.
Nah ketika gue
merasa semua terasa berat, menyesakkan, dan kepala rasanya gakuat buat mikir,
gue putuskan untuk buka aplikasi al
qur’an di hp. gue buka ayat secara random dan saat itu yang terbuka
adalah qs al ahzab. Saat itu diceritakan mengenai
sebuah peperangan, ada satu ayat yang sangat menohok bagi gue
“(yaitu) ketika mereka datang kepadamu
dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan
hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap allah dengan bermacam-macam
purbasangka. Disitulah diuji orang-orang mukmin digoncangkan (hatinya) dengan
goncangan yang sangat.” –qs al ahzab 10 – 11
deg!
gue
banget nih!
Gue merasa ayat itu adalah analogi dari masalah yang menekan gue
dari segala hal, entah mood, psikis, waktu, dll, dan diibaratkan gue itu udah
nyesek-senyeseknya.
Lalu, ketika gue
asyik dan larut dalam membaca terjemahan ayat, gue kembali menemukan penyejuk
jiwa
“katakanlah : “lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu
melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari
kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja” –qs al ahzab
16.
Disini hati gue
mulai bergetar, mata gue sedikit basah. Yaa rabb,
gue merasa gue lupa akan hakikat hidup sebenarnya. Gue mungkin bisa aja lari
dari masalah but dude that’s not the kind of the winner. Pengecut itu
namanya! Dan yang paling bikin gue tertampar adalah gue lupa. Iya, gue lupa.
Gue lupa akan kehidupan akhirat. Kalimat “kamu tidak juga akan mengecap
kesenangan kecuali sebentar saja.” wahai, betapa singkat kesenangan duniawi
ini. Duhai jiwa yang telah silau akan gemerlapnya duniawi, kembalilah pada
seruan tuhanmu, huhu.
Puncaknya, ketika
gue baca terjemahan ayat “dan
jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) allah
dan rasul-nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya allah menyediakan bagi siapa yang
berbuat baik diantaramu pahala yang besar.”
Fix, gue gabisa
menahan air mata. Gue hanya menunduk ketika itu, dan alhamdulillah jilbab yang
gue kenakan saat itu ada pet-nya, jadi mata ga keliatan dari samping. Gue
nangis ketika itu, iya, ketika dosen entah menjelaskan hal apa. Dunia gue
seakan berhenti sejenak untuk menyadari betapa dia adalah maha
penyayang, ada kehidupan setelah
kehidupan yaitu akhirat dan dia
sebaik-baik pembuat skenario.
Dari situ, gue
mencoba untuk berbenah. Apakah segala kesibukan yang gue lakukan selama ini
semu? Seolah-olah terlihat menuju kebaikan namun apakah dia juga ridho? ya
allah.. aku sadar, betapa
lalainya diri ini dari mengingat-mu.
Berdoa hanya sekadarnya saja, di sela-sela kesibukan, rapat dan organisasi, aku
memang meminta pada-mu, namun
apakah aku menghadirkan hati ketika berbincang dengan-mu? :’)
Gaes setelah
kejadian itu, gue bisa legowo kalau orang jawa
bilang. Legowo itu maksudnya bisa menerima dengan ikhlas atas segala apa yang
telah gue pilih. Dan mau gamau, gue harus siap menjalani konsekuensi dari
sesuatu yang gue pilih itu. hmm,
boleh jadi gue gasuka sama sesuatu ini tapi bisa jadi allah ta’ala telah menyiapkan berbagai kejutan indah buat
gue. Ah zalfaa, kamu memang sok
tahu! Masa depan hanya allah yang
tahu! Sudah, jalani saja..
Tulisan di atas
gue tulis di awal januari tapi
sampai sekarang belum di post.
Pagi ini,
seharusnya gue buka laptop buat ngerjain sebuah artikel setelah liputan
kemarin. Namun, entah kenapa jari ini tergerak untuk membaca ulang apa saja
yang telah gue tulis. Gaes, rasanya haru kalau menilik apa saja yang telah allah berikan ke gue di awal tahun ini.
Memang benar, setelah kesulitan ada kemudahan! Setelah kesulitan ada kemudahan!
Ketika masa-masa
down, gue banyak mempertanyakan segala hal dan allah berikan banyak kemudahan setelah itu! gue mengetik dengan perasaan haru
sekaligus merasa harus berkata pada diri sendiri :
Ah tau apa kamu zal
mengenai jalan skenario allah? Manusia
memang hanya bisa berencana tapi dia
lah yang menentukan segala. Dan sebagai muslim,
seharusnya kamu percaya akan ada akhir yang indah! Ah, sekali lagi, kamu memang
sok tahu zal, sampai dulu sering
berlinang air mata mempertanyakan semua, sok menjadi orang yang menderita. sekarang, sudah tahu kan kejutan dari-nya? kuucapkan selamat untuk diriku yang mau terus
berjuang and survive in any how. Bismillah, you must be stronger to
face any problems in the next time! Just remember, allah is the one who will help you
unconditionally, ask him with
sabr dan sholat. :’) dan bersabarlah dengan kesabaran yang indah. Sepakat ya?
Nb : btw gue
sempet mau nulis pertemuan youlead seperti yang gue katakan di post sebelumnya
yah? Gue ulas sedikit aja ya hehe. Nah, jadi habis dari ums kemarin langsung ke truntum buat kumpul youlead dengan
narsum mas naren. Ketika itu materi yang dibawakan mengenai organisasi. Mm,
kalau kita mau ngadain proker dan melakukan hal besar di organisasi, kita harus
punya “strong why” yap alasan yang kuat ngapain kita mau melakukan itu agar
eksistensi, keberjalanan organisasi itu baik. gitu..
Hiii peluk jauuh, semangat trus yaa.. Makasih lho terjemahan ayat2 diatas juga jd tamparan buat jd lebih baaik untukku :)
BalasHapusYuk yuk belajar legowo
Allah Maha Baik memang, memang mindset seperti ini yang dibutuhkan untuk orang yang lagi hopeless. Skenario Allah memang yang terbaik, intinya kita hanya perlu percaya. Thankyou, Zaa♡
BalasHapussemoga masa2 quarter life crisisnya terlewati yaa dan bisa belajar lebih legowo lagi. semangat..
BalasHapuscara untuk melewati quarter life crisis ini adalah dihadapi. dan selalu percaya dengan kebaikan Allah :)
BalasHapusBetul banget, menerimanya, menghadapinya, karena Allah selalu memberikan yang terbaik buat hambaNya :)
BalasHapusNggg, aku juga pernah mengalami yang disebut quarter life crisis itu, saat itu aku juga bingung hidup ini buat apa, tujuan kita hidup itu buat apa dll, pokoknya hidup saat itu merasa hampa.ðŸ˜
BalasHapusGood luck
BalasHapusbersangka baik selalu dengan Dia sbb itu juga sebahagian daripada doa
BalasHapus