Manusia Pilihan Tuhan yang Sepenuh Hati
interviewing mba pipit |
Ada manusia yang bersorak sorai dalam merayakan hidup.
Ada pula yang memilih sepi untuk menapaki jalan yang jarang dilalui. Ada pula
yang terkungkung dalam asa yang tak kunjung tercapai karena tidak ada perubahan
berarti. Manusia-manusia itu sibuk dalam menjalankan perannya di bumi ini.
Tapi, hari ini, Allah mempertemukanku dengan seorang
manusia yang membuatku bersorak dalam mencari makna hidup. Berawal dari sebuah
janji bertemu, lahirlah inspirasi mendalam yang membekas dan meneduhkan hati. Perkenalkan,
namanya adalah Mbak Pipit, narasumberku dalam artikel alumnus yang inspiratif.
Hari ini, aku yang ingin mengulik tentang pribadinya
yang berhasil menduduki jabatan sebagai Kepala Sekolah di usia 24 tahun. Bayangkan,
muda sekali dibandingkan dengan Kepala Sekolah pada umumnya. Namun, jangan
salah.. pemikirannya matang, bicaranya mantap, dan kerendah-hati-annya
membuatmu terinspirasi dengan kesan yang mendalam.
Ia adalah manusia pilihan Tuhan. Dari ceritanya yang
mengalir, terungkaplah kalau ia menapaki jalan terjal selama perjalanan
hidupnya. Terombang-ambing oleh badai kehidupan yang tak membuat dirinya
tumbang namun malah tumbuh semakin kuat. Tidak hanya informasi mengenai
profilnya yang kudapat, tetapi kemantapan hati dalam menapaki jalan yang saat
ini kuambil.
Mbak Pipit mengajarkanku bahwa sudah cukup aku berleha-leha.
Merasa nyaman dengan rebahan yang menggoda setiap hari, apalagi masa-masa WFH
seperti ini. Ada peran yang harus diambil. Ada hati yang perlu diteduhkan. Ada
perjuangan yang harus direalisasikan.
Tidak hanya cukup dengan urusan diri, namun juga orang lain walau aku.. juga
hanyalah manusia biasa. Yang tidak perkasa lagi kuat terus menerus. Maka, butuh
sandaran yang kuat atas semua badai yang mengguncang. Tidak berbeda jauh dengan
kedua sahabat baikku, Teteh Lany dan Syaf, yang membantuku dalam mendayung
perahu kecil yang rapuh ini untuk menghadapi badai yang terjal. Mengarungi
lautan luas hingga menemui daratan yang cerah dengan sinar matahari. Mba Pipit juga berpesan sama : kembali kepada Allah. Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Tidak ada sandaran
selain Dia. Kuharap Allah selalu merahmati kalian yang selalu menegarkanku dengan hal positif.
Aku.. manusia yang juga dipercaya oleh beberapa
penduduk bumi untuk memikul amanah. Bukan sembarang amanah namun menyangkut
integritas dan kepribadian. Namun, sekali lagi.. aku hanyalah manusia yang
terkadang tangguh, terkadang rapuh. Namun, aku tegaskan, aku tidak akan meyerah
dalam menghadapi badai-badai kehidupan yang akan selalu muncul ini.
Peranku dibutuhkan oleh.. mungkin sebagian kecil orang.
Dan sebagian kecil itu yang membuatku mendapatkan dorongan yang tak tergantikan.
Kepada manusia pilihan Tuhan yang dihadirkan dalam hidupku. Terima kasih..
sungguh, kalian selalu hangat dan mengingatkanku akan Dia.
Teruntuk manusia pilihan Tuhan, yang selalu bekerja
dengan sepenuh hati.. teruslah mengangkasa dengan rapalan doa yang tak kunjung
henti. Namun, tetaplah membumi dengan kebaikan-kebaikan yang berarti. Karena kita..
hanyalah kumpulan hari. Untuk ribuan hari yang telah berlalu, apakah hal
tersebut menambah kebahagiaan atau kesengsaraan ketika menghadap pada-Nya? Semua
akan dipertanggungjawabkan. Maka mari segera definisikan peran apa yang hendak
kita ambil. Fokus pada hal baik yang bisa diperbaiki, maafkan kesalahan masa
lalu yang sudah usang. Diri kita tidak bisa didefinisikan dengan masa lalu yang
kelam mau pun omongan manusia. Kita adalah saat ini, yang berusaha menjadi
manusia taat atau tergoda bermaksiat. Hanya Allah Yang Maha Melihat.
sosok yang sangat inspiratif ya beliau...mampu memanggul tanggung jawab yang lumayan besar dengan membidangi profesi kepala sekolah...dan mencoba memberikan nilai nilai kehidupan yang bermanfaat untuk banyak orang.
BalasHapusbetul...hidup kita tak selamanya mulus, kadang gembira kadang kesepian kadang penuh aral lintang, tapi bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi termasuk di dalamnya ketika umur membawa kita harus mempunyai peranan yang bermakna di lingkungan sekitar :)
"Diri kita tidak bisa didefinisikan dengan masa lalu yang kelam mau pun omongan manusia." ... Setuju, Mbak Zaalfa. sejelek apapun masa lalu sesorang, masa depannya masih suci. Salam kenal Mbak. Selamat malam.
BalasHapuskita hidup untuk hariini dan masa depan. apa yang dah berlaku, biarkan. nama pun manusia. ia tidak pernah akan sempurna meski fizikalnya sempurna
BalasHapus