Terharu : Maaf dan Terima Kasih
Maaf dan terimakasih. 2 kata itu, sering kali
diucapkan oleh mereka yang pandai menghargai jerih payah orang lain. Entah dalam
pertemanan, organisasi, komunitas, mau pun dalam lingkup paling kecil bernama
keluarga. Dan yah, gue mengawali tulisan ini dengan rasa haru yang luar biasa.
Tadi pagi, seperti biasa setelah merapikan kamar, gue
bergegas buat nyapu lantai. Selama itu pula biasanya data seluler gue non-aktifkan.
Hari ini kuliah baru mulai pukul 13.30 dan nulis berita, gue
jadwalkan habis ngeblog, ya gimana ya. Mau gue luapkan dimana perasaan haru ini
kalau nggak dalam bentuk tulisan haha.
Nah, karena masih lumayan selo, gue memutuskan untuk
menulis. Nggak tau bakal panjang apa nggak. Selama tahun 2021 ini, nggak terasa
yaa udah masuk bulan keempat aja. Oh hey, apa kabar resolusi selama 2021 ini? Mari
kita buka buku planner yang acap kali jadi ajang journaling sekaligus
self-healing. Hmm, alhamdulillah beberapa ada yg udah tercapai tapi buanyak
juga yang belum tercapai.
Nah, kenapa gue menulis ini dengan nada yang terharu?
Pertama, tentang social project yang berdiri di awal
tahun ini. Adalah pada Rumah Mentari dan Sanbukis. Gue ceritakan satu per satu
yaa..
Mengenai Rumah Mentari.
kegiatan Rumah Mentari |
Project ini, biidznillah bisa terealisasi nggak lain
dan nggak bukan adalah karena berkat rahmat Allah Yang Maha Pengasih. Namun,
tentu ada ikhtiar yang harus kami jalankan. Hal ini bermula pada Februari 2020
lalu. Gue mengikuti sebuah program bernama Humanity Activist Camp (HAC) yang
diadakan oleh ACT dan MRI di Jogja. Disitu, gue dipertemukan oleh orang-orang
yang memiliki rasa peduli yang luar biasa. Jiwa kemanusiaan mereka, cara mereka
menolong sesama, bener-bener membuat gue takjub dan malu akan keadaan yang
gini-gini aja.
Nah, dibentuklah kami dalam kelompok-kelompok kecil. Gue
dapat temen dari UNS semua. Saat itu ada Mba Astri dari FKIP, Mas Irfan dari
FSRD, Mas Kafi dan Lana yang berasal dari FT. Kami berbeda fakultas namun atas
dasar satu frekuensi lah kami bisa nyambung satu sama lain. Saat itu, kami
diminta untuk merealisasikan sebuah project.
Singkat cerita kami memutuskan untuk memilih bidang
pendidikan dan kami putuskan untuk memilih daerah yang paling dekat dengan UNS
diantara kami sebagai tempat merealisasikan project itu dan itu adalah tempat gue
tinggal. Jadilah sasaran project itu di mari.
Tapi, adalah gue sosok yang introvert dan pemalu. Haha, lu percaya nggak sih? Harus percaya yaa.. jadiya, gue sempet maju mundur buat
eksekusi nih program. Tapi mashaallah, mereka terus support gue. Sampai nyamperin
jauh-jauh dari UNS buat meet up ngebahas ini program enaknya gimana. Haha, seriusan
gue terharu loh wkwk..
Mas Irfan sih yang pro bingits masalah beginian. Dia juga
pernah jadi narsum gue sebagai mahasiswa UNS yang inspiratif, yang bisa
menggerakkan kebaikan di desanya. Saat awal-awal gue banyak nanya ke dia gimana
ini harusnya, terus langkah kecil ke depannya akan seperti apa. Terus ada Mas
Kafi yang diem-diem aktif banget dalam kegiatan sosial, makanya udah
berpengalaman lah yaa masalah beginian. Ohya, Mas Irfan dan Mas Kafi ini kayak
sepaket, mereka berdua terlibat dalam beberapa social project yang sama sebut
aja Pati Peduli dan rintisan usaha Sobat Kos dan Penyet Utsman. Berlatar belakang
anak JN UKMI dan BEM FT, yaa begitulah, nggak usah diragukan lagi. Beda lagi
ama Lana dan Mba Astri, they are a leader. Yoy, Mba Astri pernah
menjabat sebagai Ketua HMP PLB UNS yang tekun dan bersemangat, ngasih banyak masukan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan juga kooperatif sekali sampai sekarang. Dan Lana sebagai Ketua SKI FT UNS yang udah dengan baik memberi masukan juga idenya dalam kegiatan ini dan turut meluangkan waktunya yang sibuk ketika grand opening Rumah Mentari. Lah gue? Cuma
orang yang hobi julidin pelanggar lampu lalu lintas pas di jalan haha, ya gimana yaa, habisnya nyebelin dan bisa membahayakan pengguna kendaraan yang lain. Yaa, alhamdulillah
sih Allah pertemukan gue dengan orang-orang keren ini. Semoga hebatnya pada
nular yaa..
Nah, karena energi positif dari mereka dan tentu atas
izin Allah, berdirilah Rumah Mentari sebagai realisasi project HAC kemarin. Kyaa
:’) finally gaisss, we made it! Juga, gue ucapkan makasih buat Benny dari
UNDIP, sebagai alumni HAC juga, kemarin yang pas kegiatan literasi Rumah Mentari
mau nyamperin dan ikutan membantu sebagai MC dadakan wkwk, u did it well ben!
Doa baik juga buat Nanjung, Rudy, Mas Aan, Mas Dimas, Vina, Lina, Mbak Oksi,
dan lainnya yang nggak bisa gue sebutkan satu per satu disini. Kalian sebagai
pemuda yang peduli pada masyarakat, thanks a lot yah udah banyak membantu selama
ini. Semoga project kebaikan ini akan langgeng dan berimpact positif yaa..
Dan kemarin malam di grup HAC yang kelompok, Mas Irfan
masih share kegiatan-kegiatan positif berbasis komunitas. Dulu, Mas Kafi juga
pernah share program apa gitu, kebaikan kecil kayak gitu sangat gue hargai. Sampai
sekarang, alhamdulillah kami masih keep in touch walau udah pada punya
kesibukan masing-masing. Bahkan 1 diantara kami udah ada yg lulus dan mungkin otw nikah haha.
Untuk Sanbukis pendek cerita aja kali ya. Intinya pas
decluttering akhir tahun, beres-beres rumah, gue ngerapiin buku-buku yang masih
layak baca. Terus ternyata jumlahnya lumayan juga. Gue pikir daripada nganggur
di rumah doank dan manfaatnya berhenti di gue, kenapa nggak gue pinjemin aja. Mudah-mudahan
manfaat dari buku-buku tersebut bisa dirasakan juga oleh orang lain dan
alhamdulillah atas berkat rahmat Allah, pada 2 Februari lalu, gue resmi melaunching
Sanbukis pada laman Instagram @sanbukis.
Dan pagi ini gue kembali dibuat terharu haha. Sebagai
morning person dan anak yang rajin beres-beres (AAMIIN), habis nyapu lantai
tadi, gue dapet telepon secara langsung, nggak dari WhatsApp. Ternyata Kepala Program Studi donk yang nelpon. Ceritanya gue mendaftar suatu kegiatan dan harapan gue buat
lolos tu kecil wkwk. Biasanya gue orang yang optimis, tapi untuk kali ini gue
memilih buat realistis aja.
Tapi eh tapi, ternyata Kaprodi gue notice donk kalau
gue daftar tuh program. Gue yang nggak begitu getol cari info karena rada
pesimis, beliau baik banget buat ngingetin gue ini itu. Eman-eman katanya kalau
nggak diperjuangkan. Yaa, I do agree sih. Bahkan, beliau sampai memotivasi
gue buat banyak hal. Dan tanpa diduga, gue rada keceplosan pas ditanya “Mba
besok kalau S2 di Eropa atau Amerika saja. Disana lebih cepat daripada di Indonesia.” Gue bingung
harus jawab apa, as u know, gue merasa salah jurusan, jadi gue cuman
diem dan mendengarkan. Eh beliau notice kalau gue ngalamun kali yak, dan beliau
bilang “halo mbak?”
Gue pun akhirnya jujur haha, passion gue adalah
menulis, kalau pun minat S2, gue bakal nggak linier, eh reaksi beliau nggak terduga
donk, katanya enggak apa-apa, anda suka nulis yaa, saya ada kisah menangani
anak (gini gini gini). Well, kalau lo sering ngikutin apa yang gue tulis di laman uns.ac.id gue termasuk yang hobi nulis feature news dengan fokus human interest. Bagaikan
gayung bersambut, mendengar cerita Kaprodi gue, dia pengen menuangkan hal
tersebut dalam sebuah cerita yang menarik dibaca dalam bentuk buku. Kalau gue
tertarik dan mau, beliau menawarkan project menulis ini. Huhu mashaallah. Nggak
nyangka gue bisa begini :’))) selama substansi dari cerita itu kebaikan dan
menginspirasi orang, gue bakal mau terlibat disitu.
Sungguh semua adalah dari Allah. Bukan gue atau
kami yang hebat tapi karena kemurahan-Nya lah kami bisa begini. Dan untuk
orang-orang baik yang selama ini membersamai gue, jazakumullah khoir yaa. Gue
nggak bakal bisa membalas kebaikan itu tapi biar Allah aja yang menyiapkan
hadiah terindah itu. Dengan tulus gue menulis ini, semoga limpahan rahmat-Nya
selalu tercurah pada orang-orang yang peduli sama gue baik secara
terang-terangan maupun tersembunyi lewat doa*eaa asiik wkwk. Cukup sekian, gue
mau nulis berita. BYEEE, have a nice day everyone. Luv luvv..
Wahhhh. Semangat kak zalfaa
BalasHapusSelalu dapet souvenir kebaikan kalau habis berkunjung dari blog ini. Barakallah Kak Zalfa, keep it up. Teruslah menginspirasi dan ngasih energi positif untuk banyak orang 🙌
BalasHapusUdh ku baca ya zalfaa, keren bgt si wkwkw
BalasHapusAllah ngasih rezekinya diem diem ya, btw turut ikut seneng 😂