Quora dan Pemikiran Setelahnya

dokumen pribadi: jepit is malaiff

Ini adalah tulisan yang gue buat setelah peristiwa tadi sore dan beberapa hari yang lalu. Well, I want to tell you a beautiful story and mind at the same time. Tepat sebelum ini, gue nangis karena memikirkan beberapa hal itu. Bukan, bukan karena patah atau sedih tapi karena rasa haru yang luar biasa. Let me tell you a story.

Gue termasuk seseorang yang gampang menangis sebenernya. Menangis dalam artian gampang tersentuh. Entah, karena kebaikan seseorang maupun rasa kasihan terhadap sesuatu. Tapi, ya nggak di depan umum lah yaa, wkwk. Nah, beberapa hari yang lalu, ada peristiwa yang penting nggak penting tapi cukup penting bagi gue.

Beberapa hari yang lalu, gue melihat pembaruan status dosen gue di WhatsApp. Di situ, ia mengambil foto secara diam-diam pada anak dan istrinya. Mereka terlihat riang dan gembira. Kayak nggak ada beban. Saat itu adalah hari anniversary pernikahan dosen gue. Jadi, ya takarirnya (caption) romantis ala-ala bapack-bapack gitu, haha.

Umur pernikahan yang panjang hingga harapan baik tertulis di status tersebut. Gue seketika membayangkan, gimana up and down yang mungkin udah dilalui mereka. Hal ini karena sebelumnya gue baca sebuah pertanyaan di Quora.

Ada pertanyaan, “Mengapa pasangan dahulu banyak yang dijodohkan dengan pilihan orang tua tapi bisa langgeng? Kenapa pasangan zaman sekarang lebih gampang berpisah, padahal mereka memilih pasangannya masing-masing dengan sadar?”

Coba tebak apa jawabannya..

Yak tul!

MENURUNKAN EKSPEKTASI BAHKAN MENIADAKAN EKSPEKTASI

Yup! Itulah kenyataannya. Mereka, pasangan zaman dulu nggak berharap berlebihan sama pasangan masing-masing. Menikah ya menikah. Mereka bakal menurunkan ego masing-masing demi kebahagiaan suami/istri/anaknya. Asalkan doi bahagia, ya mereka juga bakal bahagia. Nggak ada ceritanya, pasangan zaman dulu menikah karena pengen cari enaknya doang. Tapi, dari Quora gue belajar, ya kalau mereka bakal meniadakan ekspektasi di awal dan udah siap dengan kemungkinan yang terjadi.

Kalau ada masalah, ya dibicarakan dan jangan sampai anak tahu kalau sedang ada perang dunia, eh marahan maksudnya. Pas di depan anak, berusaha menjadi figur yang baik. Rela mengorbankan diri sendiri demi keutuhan keluarganya dan yaa ayem-ayem aja kan kebanyakan?

Nah, di Quora juga dibahas tuh kenapa pasangan zaman sekarang malah gampang pisah karena hal sepele? Tak lain dan tak bukan adalah karena tingginya ego. Coba deh lihat, misal ada pasangan yang mau pisah dan ada orang nyeletuk “Gimana anakmu nanti? Kasian lo!”. Kebanyakan bakal berdalih self-love “Lah, kalau saya nggak bahagia, ngapain saya pertahankan rumah tangga ini?”

See?

Lebih mengedepankan kepuasan pribadi. Well, gue emang belum berumah tangga sih tapi gue setuju sama jawaban yang di Quora itu kalau langgengnya sebuah ikatan adalah dengan meniadakan ekspekstasi terhadap pasangan dan menurunkan ego masing-masing. Sebenernya setelah gue baca bukunya Alvi, gue udah praktik buat meminimkan ekspektasi terhadap apapun.

Kayak beberapa waktu yang lalu, gue terpilih menjadi salah satu peserta terbaik di beasiswa Tempo Institute. Dapetlah undangan VIPI yang berhadiah kelas mandiri gratis yang harusnya bayar total Rp. 600.000. Nah, di situ pihak Tempo nanya ke gue, “Ketika ikut kelas sebelumnya, apa sih ekspektasi kamu?”. Gue jawab dong, “Saya nggak berkekspektasi apa pun.” Dengan lanjutan penjelasan yang lumayan panjang wkwk. Udah capek gue berekspektasi sama hal duniawi.

Itu gais yang bikin gue terharu dan ada lagi sih.

Tadi sore pas Magrib, Mama manggil gue. Waduuh, bos besar manggil gue ada apa neeh.

“Mbak.. kamu tuh udah dimudahkan Allah dalam beberapa hal,” kata Mama.

Gue masih diam menunggu kalimat lanjutan.

“Bahkan dikasih beberapa kesempatan dan prestasi yang nggak semua orang bisa. Tapi, semua itu jangan sampai melalaikan kamu dari Allah ya, Mbak. Mama takut kalau kesibukan-kesibukan itu malah membuat kamu jauh dari Allah.”

DEG!

Gue merasa malu dan tertampar. Apakah rapat-rapat yang walau daring ini telah membuat gue menunda salat? Apakah interaksi gue dengan Alquran menjadi berkurang? Apakah gue semakin lalai dari mengingat Allah? Gue tertunduk. Mama perhatian sama nasib akhirat gue dan takut anaknya terjerumus dalam istidraj.

Huhuhu, makasih banyak Maaa remindernya tadi sore.

Dua hal itu membuat gue berpikir dan mengambil keputusan sehingga gue merasa perlu menuliskannya di blog. Pertama, tentang ekspektasi dan urusan memberikan perhatian yang lebih pada sesuatu. Gue mau melanjutkan kebiasaan gue buat meminimkan ekpektasi biar kecewanya nggak dalam.

Terus.. Ok, gue boleh produktif dalam beberapa hal. Ok, gue boleh aktif di beberapa kegiatan. Ok, gue bisa ikut apapun yang menunjang diri tapi gue mau memprioritaskan sesuatu di atas semua itu. Apa itu? Ada deh :P xixixi

Emm, bismillah lah ya, gue tulis dulu biar nggak lupa. Lu yang baca juga tolong doakan gue ya biar bisa istiqomah di atas agama Allah sampai akhir hayat.

Kenapa thanks to Allah?

Gue merasa kalau Allah telah menyelamatkan gue dari banyak hal. Membuat banyak kejutan manis setelah hal pahit. Yang membuat gue tegar, pas merasa sulit dalam suatu kondisi. Lebih dari itu, kelak gue akan kembali pada-Nya, mempertanggungjawabkan segala.

Terus kenapa bahas keluarga? Ya karena mereka adalah orang-orang yang mencintai kita tanpa syarat. Pas berada di posisi paling buruk, mereka ada. Pas nggak punya apapun, mereka ada. Apalagi, pas berhasil dalam sesuatu, mereka yang pertama kali tersenyum bahagia sambil melempari banyak pujian dan mendoakan keberkahan kita. Yang mendoakan sepanjang waktu dan tanpa pamrih. Semoga Allah senantiasa menjaga keluarga gue dari hal-hal buruk.

Udah sih gitu aja. Gue ngantuk tapi masih mau nyelesein suatu bacaan. Hmm, inti tulisan ini, turunkan ekspektasi dan ego ketika kamu memutuskan untuk serius membangun peradaban kecil itu. Dan sesibuk apapun, memprioritaskan Allah dan keluarga tidak boleh terlupa. Selamat beristirahat sobat dunia mayaku. 

2 Komentar untuk "Quora dan Pemikiran Setelahnya"

  1. babyliss pro titanium straightener | TITIAN | TITIAN
    Buy toaks titanium your babyliss pro titanium titanium cookware straightener at TITIAN.com! All titanium nose stud the welding titanium latest updates, photos, videos and titanium sunglasses pictures at the best prices from TITIAN.COM.

    BalasHapus

Silahkan memberikan saran dan masukan :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel