Teruntuk Badai yang Sedang Bergejolak
white lily. sumber gambar: Pinterest |
Teruntuk
badai yang sedang bergejolak dalam diri, meredalah. Tenangkanlah dirimu
terlebih dahulu. Aku tahu, mungkin beberapa peristiwa terakhir cukup menguras
afirmasi positif yang telah kamu bangun selama ini, namun percayalah, selalu
ada hal baik menanti. This too shall pass kok. Kamu hebat karena telah
berjalan sejauh ini. Tolong, bertahan dulu ya.
Teruntuk
badai yang sedang bergejolak dalam diri, usailah. Aku tahu, tidak mudah memilih
pilihan yang cukup menguras hati. Mungkin, terlihat indah dan manis di khalayak
umum kalau kamu iyakan. Tapi, di sisi lain, kamu lebih memilih jalan yang dimau
Allah. Aku tahu ini berat, tapi selamat kamu berhasil tegas terhadap diri
sendiri dan orang lain. Terima kasih telah dengan setia menggenggam erat prinsip
itu. Sebentar lagi, tolong bersabarlah dengan lebih indah yaa.
Teruntuk
badai yang sedang bergejolak dalam diri, enyahlah. Aku tahu, kamu adalah
tipikal seseorang yang cukup optimis dalam mencapai sesuatu. Biasanya, kamu akan
bersemangat, lantas berusaha sekeras mungkin, melangitkan doa terbaik, dan
meminta restu orang tua. Namun kali ini, hal-hal baik belum datang padamu ya?
Segalanya seperti terlihat rumit ya? Tidak apa, tujuanmu besar, maka ujian yang
diberikan pun jauh lebih besar. Jadilah pribadi yang lebih tegar setelah ini.
Janji ya?
Teruntuk
badai yang sedang bergejolak dalam diri, sudahilah. Aku tahu banyak orang berekspektasi
tinggi padamu. Kamu merasa berat dan stres ya? Tidak apa, manusiawi kok. Kamu
juga seseorang dengan hati yang perasa. Namun, ingat yaa, semakin tinggi
ekspektasi orang-orang terdekatmu, bukankah itu malah menjadi lecutan semangat
untukmu? Melesatlah! Untai lagi doa-doa baik itu. Kamu memiliki Tuhan yang Maha
Kuat, inilah saatnya kamu meminjam kekuatan-Nya. Mintalah padanya agar
dikuatkan supaya kamu bisa memenuhi ekspektasi orang-orang. Paling tidak kamu
akan berusaha yang terbaik setelah ini, begitu ya?
Teruntuk
badai yang sedang bergejolak dalam diri, marilah berdamai. Akhir-akhir ini harimu
mendung ya? Pagimu tak lagi kamu habiskan untuk bersepeda sambil mendengarkan
siniar favoritmu. Mengapa? Ah iya, badai dalam dirimu masih bergejolak. Hari-hari
paling cerah pun terasa mendung bagimu. Tolong, bersabarlah sedikit lagi. Badai
pasti berlalu. Kamu adalah hamba terpilih untuk menjalani ujian ini.
Hei..
sudahilah sedih itu. Ada doa terpanjat dari kedua orang tuamu yang mulai
memasuki usia senja. Bukankah, mereka adalah penyemangatmu yang paling handal?
Jangan kecewakan mereka! Kumohon! Hei.. coba tengok. Kamu juga memiliki
teman-teman terbaik dengan energi positif yang bisa kamu rasakan. Berdamailah
dengan diri dan mengobrollah dengan mereka. Mudah-mudahan ada hal baik yang
tertular padamu.
Di
samping itu, ingatkah kamu pada sosok yang amat kamu rindukan itu? Siapa lagi
kalau bukan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukankah kata
beliau, Muslim yang kuat itu lebih dicintai Allah? Ayo sayang, sedihmu sudah
terlalu, ini saatnya menghapus duka itu. Sejukkan dirimu dengan firman-Nya. Dekatilah
sosok-sosok yang meneduhkan, mudah-mudahan hatimu membaik setelah ini.
Bukankah
namamu berarti mutiara yang dilindungi Tuhan? Mutiara selalu bersinar elok,
mahal, dan terjaga. Semoga kamu pun segera menghidupkan sinar itu lagi! Tak
usah khawatir, Tuhan selalu melindungimu dalam penjagaan terbaik-Nya. Laa
tahzan, innallaha ma’ana.
Aku
menjadi teringat kutipan ini:
“The
saddest part of life is when the person who gave you the best memories become a
memory”
Ya,
jangan sampai dirimu yang dulu menjadi memori saja. Yang bisa menciptakan
kebahagiaan dan memori terindah, kalau bukan kamu sendiri siapa lagi? Kamu
masih diberi kesempatan untuk hidup! Jiwamu juga harus bisa mekar dan hidup!
Tolong jangan kehilangan diri lagi. It’s okay, this too shall pass and no
matter how long the winter is, spring is sure to follow. Sebentar lagi,
sayang. YOK BISA YOK!
#NB:
Ini tuh afirmasi positif yang gue tulis setelah melalui empat kegagalan yang
cukup membuat gue down. Ya bayangkan lho, gagal berturut-turut. Gue
sempet ada di fase mager ngapa-ngapain dan kalau diibaratkan spring, ini
masih dalam fase kuncup-kuncup bunga, jadi belum terlalu mekar. But again,
it’s okay, this too shall pass. Semangat buat gue dan temen-temen yang
sedang baca ini! Semoga urusan kita senantiasa diberkahi Allah dan kalau ada
hal berat, semoga kita dikuatkan dalam menghadapinya, aamiin yaa rabbal ‘alamin.
Daa, gue mengerjakan yang lain duluuu
Pasti ada kayak gini dalam hidup apalagi sekarang, berat buat ngelewatin beberapa hal dengan mudah apalagi cobaan itu kadang ga hanya satu yang datang. Ya seperti kegagalan yang berturut-turut, pasti ada cobaan yang bertubi-tubi. Ada juga titik terendah dan tertinggi, ada masa paling hampa dan masa kita punya banyak cita-cita. Intinya, semuanya itu tetap dijalani, dihadapi dengan segala usaha yang kita mampu.
BalasHapusLaa tahzan, innallaha ma’ana. Ah, thanks zaa ❤
BalasHapusTetap semangat mb, kata pak Guru, level ujian menentukan kualitas lulusannya
BalasHapus