Teruntuk Sosok yang Penuh Welas Asih
white flower. source: pinterest |
Tepat ketika menulis ini, suasana begitu ramai. Banyak orang
berlalu-lalang, menanti penerbangan yang akan mengantarkan mereka pada rumah,
orang tersayang, atau suasana hangat yang sudah menanti. Bisa juga sebaliknya,
mereka pergi menjauh, merantau untuk menemui suasana baru, meninggalkan yang
tersayang hingga harus menabung rindu. Ah, semua sibuk dengan urusan
masing-masing.
Namun kali ini, enggan rasanya untuk membahas perpisahan. Aku
menulis untuk seseorang yang kehadirannya begitu spesial dalam hidupku. Bertemu
dengannya adalah salah satu anugerah terindah yang sangat aku syukuri saat ini.
Kehadirannya sangat bermakna dan membuat dunia terasa menjadi tempat yang lebih
baik.
Hai manusia teduh yang terlahir di bulan ini, kuucapkan terima
kasih banyak dari hatiku terdalam. Kamu sangat mengerti diriku, tanpa
kuberitahu, hafal betul dirimu terhadap kebiasaan-kebiasaanku. Dari jam tidurku
yang awal, rasa tidak sukaku terhadap makanan pedas, sikap baik burukku, ah
mungkin kamu sudah khatam membaca diriku. Maafkan aku yang belum bisa membacamu
sepenuhnya, namun aku berjanji aku terus berusaha.
Hai manusia kesayangan yang tidak pernah alpa memberi ketenangan
dan sumber semangat, kuharap kamu dalam keadaan baik. Senantiasa dikeliling
oleh orang-orang baik dengan lingkungan yang bisa membawa dirimu ke arah yang
positif. Aku akan sangat lega jika kamu mendapatkan itu semua.
Hai manusia berhati tulus, terima kasih karena kamu tidak pernah
bosan untuk mendengarkan cerita-ceritaku. Minimal 3 jam lamanya kalau kita
sudah bertukar kisah melalui telepon. Saat ini jarak tega sekali membuat kita
belum bisa bertemu secara langsung. Namun, aku bersyukur, komunikasi kita tetap
baik-baik saja. Bahkan, nama kontakmu di aplikasi WhatsApp-ku selalu masuk ke
dalam kontak yang sering dihubungi. Betapa bersyukurnya aku dipertemukan dengan
kamu yang begitu sabar, mau mendengar, dan merespons cerita-ceritaku yang
penting sampai nggak jelas.
Hai manusia berperilaku mulia, aku yakin kasih Tuhan selalu
menyertaimu. Kamu pribadi yang bajik dan penuh welas asih. Setiap aku tanya
apakah semua baik-baik saja, kamu selalu bilang semua baik-baik saja. Walau kadang
aku tidak yakin kamu berkata sesuai kenyataan. Hebatnya dirimu pandai
menyembunyikan duka agar orang-orang terdekatmu tidak khawatir, semoga senantiasa
kuat lahir batin ya. Banyak orang yang sudah kamu sinari. Kadang sinarmu terlalu
terang sehingga orang-orang sekelilingmu selalu merasa bahwa kamu baik-baik
saja. Tolong yaa, kalau sinarmu meredup dan perlu cahaya lain, jangan sungkan
berkata padaku.
Izinkan aku mengutip lirik dari salah satu lagu Yura Yunita, yang
kurasa mewakili perasaanku terhadap kamu. Di dunia tipu-tipu, kamu tempat aku
bertumpu. Baik jahat abu-abu, tapi warnamu putih untukku. Hanya kamu yang
mengerti gelombang kepala ini. Puja-puji tanpa kata, mata kita yang bicara,
selalu nyaman bersama. JANJI TAKKAN KE MANA-MANA YAA :’))
Teruntuk sahabatku tersayang, Mba Elena Feby Amelia.
Terima kasih telah menjadi sahabat yang amat mengerti diriku. Tetap
seperti ini yaa, janji nggak ke mana-mana yaa? Cie, sekarang udah 23 tahun. Selamat
mengarungi kehidupan yang penuh kejutan ya, Mba. Walau aku banyak nyebelinnya,
tapi terima kasih sudah mau bertahan dan sabar mendengar kisah-kisahku. Mba Els
sangat berarti buat aku, sungguh.
Kadang ya, Mba, pikiran random datang kalau malam tiba. Besok kalau
Mba Els sudah menemukan separuh agama, apa iya kita masih bisa telepon sampai 3
jam lamanya? Apa kita masih bisa bertukar kabar setiap harinya? Apa kita masih
bisa haha hihi nggak jelas dan ketawa-ketiwi walau leluconnya kadang nggak
lucu, tapi.. mungkin karena sama recehnya, nggak ada angin, nggak ada hujan, ketawa
juga akhirnya. Maaf, harus kukatakan aku berkaca-kaca jika membayangkan hari
itu. Hari di mana Mba Els sudah menemukan si dia. Iya, aku ikut bahagia kok.
Sangat bahagia, apalagi jika sahabatku menikah dengan orang yang baik agamanya
dan baik pol kayak Mba Els, lega dan bersyukur rasanya. Tapi.. Emm, janji ya
takkan ke mana-mana.
Mungkin cukup di sini ya, Mba Els. Tulisanku tidak terlalu panjang
tapi hatiku penuh ketika menulis ini. Sebentar lagi aku akan check ini. Meninggalkan
Jakarta dengan segala kejutannya. Kembali ke Solo yang hangat dan tenang.
Sampai berjumpa di akhir tahun, Mba Els, insyaallah. Jaga kesehatan yaa. Dikurangi
begadangnya dan perasaan pekiwuhnya. Peluk jauh dari Jakarta. Semoga senantiasa
diberkahi Allah, Mba Els!
Belum ada Komentar untuk "Teruntuk Sosok yang Penuh Welas Asih"
Posting Komentar
Silahkan memberikan saran dan masukan :)